Angin menyebabkan rambutmu terkibas, menambah ketampananmu ribuan kali lipat. Seharusnya jangan begini. Kecanggungan melanda kita berdua. Sungguh, jangan tambah lagi kibasan jarimu pada rambut yang tak berdosa itu, atau aku akan jatuh pada pesonamu lebih dalam lagi. Kamu tersenyum, senyummu bagus sekali, entah bagaimana kamu mengukirnya. Sesekali kamu tertawa seraya menatapku dalam. Manik matamu menggoda rona merah di pipiku hengkang dari persembunyiannya.
Perlahan, kamu merangkulku erat, seolah tak ingin melepaskanku untuk lelaki lainnya. Lalu menyandarkan kepalaku tepat di jantungmu, mungkin agar aku dapat mendengar detak jantungmu yang tak beraturan saat ini. Lalu kamu menyandarkan kepalamu tepat diatas kepalaku. Sesekali mengelus kepalaku lembut seraya tersenyum. Entahlah, tapi aku merasa kamu sedang tersenyum. Celotehmu membuatku terkikik geli. Bagaimana tidak, anganmu terlalu besar tentang masa depan kita. Bahkan esok hari saja kita belum tentu bisa saling bertatap muka. Dan lagi-lagi kamu tertawa, kali ini terbahak hingga matamu lebih sipit dari biasanya.
Saat itu aku sadar, aku jatuh cinta padamu lebih dalam lagi.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...
