Ini siang hari. Tidak ada bulan. Begitu juga bintang. Ku bilang apa? Ini siang hari. Hanya ada pesawat terbang, awan putih, langit biru cerah, juga matahari.
Boleh ku kenal matahari lebih dalam lagi? Jangan hanya ke bukit bintang, nanti pasti jumpa bulan. Matahari, rerumputan hijau tak gelap. Mata tak buram. Penglihatan tak menghitam. Tidak seperti malam, saat kantuk datang, sinar tak lagi terang, saat anak kecil begitu takut diserang.
Matahari, kau selalu sendiri. Kadang awan jahat, ia menjelma abu-abu. Kadang juga pesawat hingar-bingar, bising katamu. Nanti juga hujan luruh, sebab kau tertutup awan tadi. Juga kau harus turun tahta agar senja menjadi pemisahmu dengan bulan.
Matahari, tak apa. Terangi terus aku, juga penduduk semesta. Jangan takut, kami ramai. Terikmu dibutuhkan, terangmu diinginkan. Kita tak kenal, namun kau milikku, mulai dari sekarang.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...