27. [Hoseok] Station

4.9K 504 7
                                        

Aku bertemu dengannya lagi.

Di tempat yang sama dengan dia di posisi yang sama dan menunggu kereta yang sama.

Sudah sebulan ini aku terus bertemu dengannya di stasiun. Dia selalu berdiri bersandar pada dinding dengan earphone yang terpasang di telinganya. Terkadang ia menghentakkan kakinya pelan mengikuti irama atau menggerakkan bibirnya mengikuti lirik lagu yang ia dengarkan.

'Persiapan kereta menuju Gwangju.....'

Aku tersentak dari lamunanku saat operator memberitahukan jika kereta yang akan aku naiki sebentar lagi tiba.

Aku memeriksa kembali barang-barangku sebelum berdiri dari kursi tunggu dan merapat ke kereta dengan orang-orang yang keluar dari sana.

Kaki kecilku melangkah masuk dan mengedarkan pandanganku untuk mencari tempat kosong. Namun sayangnya semua sudah terisi.

Tidak masalah sih bagiku.

Aku berdiri di dekat tiang penyangga dan mengaitkan jari-jariku pada pegangan yang ada di atas kepalaku dan bersender pada tiang disana.

Hari ini seperti biasa aku ke tempat nenek. Memang akhir-akhir ini aku sering kesana menemani nenek yang di tinggal bibiku dinas keluar kota.

Gwangju merupakan kota favoritku setelah Seoul dengan suasana kotanya yang indah. Di tempat nenekku, aku juga sering berjalan-jalan sekedar berkeliling untuk menghirup udara segar.

'puk'

Aku menoleh saat seseorang menepuk bahuku pelan.

"Eoh?"

"Kau mau duduk?"

Oh, dia yang selalu aku lihat di stasiun.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, tepat saat pintu kereta terbuka dan beberapa orang masuk termasuk seorang ibu hamil. Aku mendekatinya dan membantunya duduk di kursi yang tadi diberikan padaku.

"Gomawo agasshi" wanita itu tersenyum lembut. Aura keibuannya memancar membuatku terpana.

"Sama-sama"

Aku balas tersenyum dan kembali lagi ke tempatku tadi berdiri. Dimana ada laki-laki tadi masih menatapku lekat.

"Kau baik sekali"

Ia tertawa pelan. Ah suaranya begitu menyenangkan.

"Terima kasih"

Kami berdua sama-sama berdiri. Berhadapan satu sama lain. Aku yang bersandar pada tiang besi, ia yang menggenggam pegangan dengan santai.

"Kau tinggal di Gwangju?"

"Ani, nenekku tinggal disana"

"Hoo, aku juga pulang ke rumah orang tuaku"

"Kau tidak tinggal bersama mereka?"

"Aku kuliah di Seoul"

"Oh begitu"

"Ah! Ngomong-ngomong siapa namamu?"

"Maaf aku lupa hehe, aku Park y/n. Salam kenal"

"Jung Hoseok. Kau juga boleh memanggilku Hobi"

"Panggilan yang lucu. Baiklah Hobi" aku tersenyum menampilkan gigiku. Hobi balas tersenyum dan tertawa gemas.

Setelah itu sepanjang perjalan menuju Gwangju kami lewati dengan percakapan panjang disertai tawa ringan yang begitu menyenangkan.

-

"Ah kita harus berpisah disini, aku sedih"

"Haha tidak apa. Lain kali kita bertemu lagi"

Kereta telah berhenti di stasiun Gwangju dan sayangnya aku harus berpisah dengan Hoseok. Padahal ia orang yang begitu menyenangkan.

"Boleh aku meminta nomormu? Siapa tau nanti kita bisa bertemu atau jalan-jalan"

"tentu"

Kami berpisah. Hoseok pergi ke gerbang barat dan aku pergi ke gerbang timur.

"Sampai jumpa Hobi"

"Sampai jumpa y/n. Feelingku berkata kita akan bertemu lagi nanti"

"Kau yakin?"

"Tentu. Feelingku tidak pernah salah"

"Haha. Baiklah semoga saja"

-

Nenek baik-baik saja dan sehat seperti terakhir kali aku menemuinya. Aku senang dia menyambutku di depan pintu dengan senyum teduhnya seperti biasa.

Setelah makan dan istirahat aku menemani nenek merawat kebun bunganya yang ada di di samping rumah. Cukup lama dan menyenangkan sampai aku lupa waktu dan langit sudah berubah menjadi jingga.

Aku mengusap peluh di dahi dan melepas sarung tangan yang kupakai.

"Istirahat saja, setelah ini selesai. Nenek akan buatkan teh"

"Terima kasih nek hehe"

Bukan aku tidak mau membantu. Tapi ia memang begitu. Tidak suka jika ada yang mengacaunya di dapur. Apalagi memang teh buatannya enak sekali.

Aku memperhatikan ke arah kiri dan kanan dimana rumah-rumah berdiri kokoh dengan halaman yang cukup luas. Suasana disini tenang dan aku suka. Biasanya jika malam tiba aku juga kembali keluar dan menikmati bintang.

"Y/n?"

Aku menoleh saat seseorang memanggil. Disana Hoseok berdiri didepan pintu rumah sebelah. Dengan earphone kesayangannya ia tersenyum lebar dan melambai ke arahku.

"Sudah kubilang kan feelingku benar"

"Iya kau benar"

"Hoseok? Benar ya, wah kau semakin tampan"

"Eoh anyyeong halmeoni. Terima kasih, halmeoni juga terlihat sehat"

"Iya, kau mau bergabung minum teh?"

"Tentu saja"

Kami bertemu kembali. Menghabiskan senja yang perlahan mulai tenggelam di suasana Gwangju yang nyaman.

Aku dan dia. Siapa sangka pertemuanku dengannya sebulan ini bisa menjadi awal pertemanan?

-

Kkeut.

BTS Imagines [방탄소년단 이마지느]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang