33. [Jin] Bentou

5.1K 592 20
                                        

Ini minggu kedua gadis itu menghampiri kami saat di kantin. Ia satu jurusan dengan Kim Seokjin, namanya Jeon Somi.

Aku akui dia gadis yang baik dan menarik. Tapi aku tidak bisa menahan diriku lebih lama lagi jika seperti ini. Ekspresi Seokjin saat menerima bekal darinya begitu senang dan mungkin sedikit tertarik.

Dua minggu ia menghampiri kami di kantin, dua minggu itu pula posisiku tergeser. Aku tidak tau apa yang salah, tapi yang jelas, bekal yang setiap hari aku bawakan untuk Seokjin perlahan mulai tersaingi.

Taehyung bahkan hanya bisa menatapku iba dan yang aku lakukan hanyalah memberikan bekal itu padanya.

Selera makanku pun hilang. Dua minggu ia datang, dua minggu pola makanku tidak teratur karenanya. Karena yang aku dapatkan dari Seokjin hanyalah kata-kata yang begitu menyakitkan yang tanpa ia sadari ia ucapkan kepadaku. Seperti sekarang.

"masakan dia bahkan lebih enak darimu. Kau seharusnya lebih teratur lagi dalam tahapannya"

Kalimat sederhana yang mampu membuatku terhantam. Perlahan-lahan, entah kenapa kepercayaan diriku menghilang.

" aku memang tak pandai memasak”

Mungkin aku telah mencapai batasanku. Aku mengemasi barang-barangku, begitu juga dengan kotak bekal yang sudah dingin diatas meja.

kita lihat saja nanti Kim Seokjin.

-

(Kim Seokjin pov)

Aku benar-benar frustasi. Tidak ada lagi bekal dengan kotak pink kesukaanku. Tidak ada lagi omelan pedas yang menemani makan siangku. Tidak ada lagi rasa klasik yang menyapa lidahku yang selalu merindukan masakan rumah.

Lama kelamaan aku mulai jengah dengan Jeon Somi yang selalu menghampiriku saat waktu makan siang. Kehadirannya membuat seseorang yang seharusnya selalu berada disampingku kini menghilang.

Aku tidak bertemu lagi dengannya di kampus, begitu juga dengan pesan dan telepon dariku yang terus ia abaikan.

Kenapa aku tega mengusirnya secara tidak langsung dan membuat ia pergi dari hari-hariku.

Jujur semakin hari, bekal yang dibawakan Somi semakin hari semakin hambar. Awalnya kupikir aku begitu tertarik dengan masakannya. Namun yang aku sadari adalah aku hanya bosan karena setiap hari makan bekal buatan dia yang kini menghilang entah kemana.

Aku rindu y/nku.

-

Hari ini aku beniat mencari di fakultas y/n.

Fakultas yang sejujurnya sedikit jauh dari fakultasku. Aku sekarang baru menyadari, bahwa aku adalah laki-laki yang tak tau diri dengan menyuruh gadisnya berjalan jauh hanya untuk mencari dirinya.

Berkeliling aku memutari gedung tiga tingkat itu dan akhirnya menemui dirinya di kantin dengan Taehyung dan beberapa temanku bersamanya.

Aku benar-benar merasa begitu malu sekarang.

Ketika aku hendak melangkah kearah mereka, mataku menangkap kotak bekal berwarna pink disamping dirinya. Masih rapi dengan bungkusan seperti biasa.

Sampai aku mendengar samar-samar percakap mereka yangtertangkap pendengaranku.

“yak, lebih baik kau makan saja itu”

“iya y/n, aku tidak enak jika terus memakannya”

“ck, berisik sekali sih”

“bukan berisik bodoh, aku khawatir kau terlihat semakin kurus”

“lagian jika tidak ada yang memakannya itu akan terbuang sia-sia”

“iya nanti aku makan”

“nanti atau sekarang?!”

Kulihat mereka mulai menyerang gadisku.

Si Jungkook dengan tidak tau dirinya mengapit kepala y/n di lengan besarnya.

“yak! Jauhkan tanganmu Jeon!”

kkamjjag-iya

“wah, pangeran kampus datang” Lelucon Taehyung membuat mereka semua tertawa, kecuali satu orang yang kini hanya membuang wajahnya dari tatapanku.

Aku mengusir Jimin yang berada disebelah y/n dan mencoba menyentuh tangannya.

“y/n”

Namun ia diam mengabaikanku.

“rasakan kau hyung hahahahahahaha”

Jika biasanya tawa Hoseok menghiburku tapi sekarang tidak. Rasanya aku ingin menyumpal mulutnya itu dengan sepatu jeleknya.

Aku meraih bekal disampingnya dan membukanya. Isinya masih sama, tidak sempurna tapi rapi dan aku suka.

Makanannya sudah tidak lagi hangat, namun aku tetap meraih sumpit dan memakannya.

Enak seperti biasa.

Rasanya aku ingin menangis. aku mengabaikan dirinya tiga minggu lamanya karena gadis lain. belum lagi memujinya di depan y/n. Betapa bodohnya aku.

"Y/n maaf kan aku"

"Tidak usah, biar tau rasa dia"

Bisikan Jungkook yang keras tentu tertangkap telingaku. Namun ini bukan waktu yang tepat untuk meladeni dia.

"Aku janji tidak akan meladeni adik tingkatku lagi"

"..."

"Aku juga yang akan menghampirimu setiap hari"

"..."

"Y/n"

"Tawaranmu tidak menarik hyung"

Dasar para dongsaeng kurang ajar. Mereka menikmati kesengsaraanku.

"Baik lah aku akan meninggalkan acara tv ku dan berkencan tiap malam minggu. Bagaimana?"

"Dan..."

"Dan?"

"Dan membiarkanku memakai dapurmu, ish"

Baiklah. Lebih baik dapur kesayanganku yang hancur daripada hati gadisku.

"Iya, dan kita akan berkencan bersama didapurku"

Akhirnya ia berbalik juga. Dengan senyum lebar melebihi senyum Hoseok, tentu lebih cantik gadisku.

Ia memelukku dan aku balas memeluknya.

"Aku menyayangimu" gumamnya.

Aku lebih dari itu.












"Seharusnya ini romantis, tapi kenapa jika Jin hyung yang melakukannya aku jadi geli ya?"

-

Kkeut.

BTS Imagines [방탄소년단 이마지느]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang