29. [Taehyung] Stigma

5.4K 649 27
                                        

Taehyung bingung dan panik luar biasa.

Antara harus menyelamatkan y/n yang terkapar diantara serpihan kaca, atau kekasihnya yang terpental jauh diujung sana.

Untuk yang kesekian kali y/n merintih pilu. Meminta bantuan dari seseorang yang mungkin lewat namun nyatanya nihil.

Hanya mereka bertiga di sini. Di belakang gedung organisasi yang begitu sepi.

Dan saat mata sayunya yang terkena aliran darah itu menatap Taehyung yang perlahan menjauh, pada akhirnya y/n mengerti, kini ia tau jika ia tidak dapat berharap lagi.

-

Bunyi alat pemantau detak jantung menggema diruang steril hampa suara.

Antara sadar tak sadar y/n merasakan udara dingin. Dingin yang begitu menusuk kedalam tulang hingga tubuhnya tak dapat lagi bergerak.

Semua begitu kelabu.

Suara-suara diluar seperti teredam dan terdengar jauh.

Bayang-bayang manusia dibalik pintu bergerak tak teratur dalam pandangan buram.

Ingatan terakhir y/n terarah pada waktu dimana ia yang mendorong jauh sahabatnya dari sebuah keping kaca yang terjun bebas dari lantai atas. Terjatuh dengan indah menghantam punggung kecilnya.

Dan Taehyung. Ia mengingat kembali dimana bayangannya yang perlahan menjauh. Bergerak berlawanan dari tubuhnya yang terkapar mengenaskan dengan kepingan kaca yang hancur menancap punggungnya.

Ia tau, apa yang akan dilakukan sahabatnya.

Memutuskan Taehyung yang juga teman kecilnya karena alasan tak ada rasa cinta.

Tapi bukankah hal itu akan menyakiti Taehyung yang disayanginya?

Y/n yang menjadi bayang-bayang diantara mereka hanya berperan sebagai malaikat pelindung.

Seperti waktu kemarin, ia bahkan melempar tubuhnya sendiri agar tidak ada satupun diantara mereka yang terluka karena sebuah kejadian tak terduga.

Tadi malam tepat setelah komanya di hari ketujuh, ia mendengar kabar bahwa sahabatnya baik-baik saja. Juga Taehyung yang masih belum menampakkan muka di hadapannya.

Dalam kesadarannya yang samar ia juga mendengar pintu yang terbuka dan sebuah kursi roda mendekat. Seseorang menggenggam tangannya dan menangis disana.

"Y/n, maafkan aku. Aku begitu jahat padamu. Katakan padaku aku harus berbuat apa? Apa yang harus kulakukan untuk menebus dosaku padamu? Kau selalu menjagaku bahkan memberikan apa yang kau punya. Seperti Taehyung yang kau cinta, kau relakan bersamaku atas dasar agar ia bahagia. Lalu bagaimana dengan dirimu? Apa kau begitu marah padaku hingga tidak menghiraukanku? Y/n maafkan aku."

-

Taehyung pov

Katakan jika aku pendosa. Membunuh sahabatku lagi dan lagi dengan senjata yang sama.

Seperti seminggu yang lalu ia menyelamatkanku dan mantan kekasihku dari keping kaca yang terjatuh dari konstruksi di lantai atas.

Aku bimbang dalam pilihan. Menyelamatkan cintaku, atau malaikatku?

Tapi saat itu aku bodoh dalam berfikir. Aku malah menyelamatkan cintaku yang ternyata tak utuh karena alasan jika malaikat dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Diantara potongan kaca besar yang menancap organ dalam di punggungnya, ia merintih memanggil namaku dalam sebuah keputusasaan. Dan bodohnya lagi, aku melangkahkan kakiku ke arah yang berlawanan hanya karena mataku menangkap darah kecil ditubuh mulus tanpa cacat kekasihku di banding tubuh hampir hancur karena terkoyak benda tajam dengan limpahan darah ditubuh teman kecilku.

Entah apa yang merasuki diriku. Yang jelas aku adalah pendosa.

Setiap hari pagi, siang, dan sore aku memperhatikan ruang ICU yang steril itu. Memperhatikan bagaimana orang-orang terdekatnya keluar masuk satu per satu menjenguk keadaannya yang masih terlelap nyenyak tanpa tau akan hari esok.

Siapapun tolong aku. Berikan aku keberanian.

Untuk melangkahkan kaki ini kearah sana, dan membuka pintu untuk tau bagaimana kabar dia.



Y/n, yang ternyata orang yang paling ku cinta.

-

Kkeut.

Entah tetiba pengen post angst aja, habisnya draftnya udah ada di notes aku:"

Baper sendiri ngetik ini:"

BTS Imagines [방탄소년단 이마지느]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang