Di hari yang cerah pada awal musim semi, y/n dan Jimin tengah berada disebuah stasiun. Melewati masa musim dingin yang telah selesai, semua orang mulai sibuk kembali ke aktivitas masing-masing, terkecuali Jimin yang tengah menemani sang istri tercinta untuk pergi jalan-jalan ke taman hiburan.
Kereta tiba tidak lama setelah mereka tiba diperon. Jimin dengan lembut menuntun y/n yang tengah hamil untuk masuk ke dalam kereta yang untungnya tidak ramai pagi itu.
Jimin mengedarkan pandangannya kesegala arah untuk mencari tempat duduk. Tapi setelah melihat dari ujung ke ujung ternyata semua tempat duduk telah penuh. Ia melihat ada sekelompok siswi SMA yang tengah duduk sambil mengobrol tak jauh dari mereka. Disana ada sedikit ruang setidaknya untuk satu orang duduk.
“sayang, tunggu sebentar.” Ucap Jimin ke y/n yang masih berdiri sambil bepegangan di dekat pintu.
Ia melangkah mendekati rombongan siswi itu.
“permisi.”
Atensi mereka teralihkan pada sosok pria tampan yang tengah berdiri dihadapan mereka dan membuat mereka mendadak salah tingkah.
“apa tempat disana kosong?” tanya Jimin pada mereka.
“oh ne.” Jawab mereka malu-malu.
Setelah itu Jimin mengucapkan terima kasih dan kembali pada y/n yang memperhatikannya dari tempat ia berdiri. Ia kembali menuntun istrinya untuk bisa duduk agar tidak kelelahan karena perjalanan mereka cukup panjang.
Tanpa Jimin tau, rombongan siswi tadi yang sudah terlanjur senang mendadak kesal. Mereka mencibir dengan saling berbisik namun sayang suara mereka masih bisa terdengar oleh telinga Jimin.
‘aku pikir dia akan duduk disini, ternyata untuk istrinya huh.’
Yang tidak mereka ketahui adalah Jimin orang yang mudah tersulut. Tempramennya tinggi.
Maka saat ia mendengar cibiran yang ditujukan untuk istrinya ia mendadak geram. Jimin menahan pergerakan y/n yang baru saja hendak duduk disana.
“sayang kupikir kita harus cari ke gerbong lain, siswi sekolah jaman sekarang sepertinya tidak mengerti sopan santun.” Ucapnya dingin sambil membawa y/n yang kebingungan pergi dari sana.
“sudah kubilang, seharusnya kita naik mobil saja daripada harus naik transportasi umum seperti ini.” ucap Jimin. Namun sayangnya ia tidak bisa menolak permintaan istrinya untuk pergi dengan menggunakan transportasi umum. Y/n bilang dia ingin bertemu orang-orang baru dan bersosialisasi setelah cukup lama berdiam dirumah.
Baru saja mereka hendak mencapai pintu antar gerbong, suara seorang anak kecil yang lucu terdengar.
“hyung! Hyung!” panggil anak itu sambil menarik-narik ujung baju Jimin.
Jimin menoleh dan menemukan seorang anak laki-laki tengah berdiri dihadapannya dengan senyum lebar.
“Hyung, Noona bisa duduk ditempatku.” Ucapnya masih sambil tersenyum. Ia membantu Jimin membawa y/n duduk ke bangku yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Dengan matanya yang bulat dan polos ia memperhatikan Jimin yang dengan lembut membantu y/n duduk lalu kembali tersenyum lebar saat y/n yang ia panggil Noona tadi mengelus kepalanya pelan.
“terima kasih banyak ya. Siapa namamu?” Ucap y/n.
“Jihoon! Namaku Park Jihoon! Noona, apa disana ada adik bayi? Kata Noona-ku Noona sedang membawa adik bayi. Jadi, jadi Jihoon memberi tempat duduk Jihoon ke Noona!” ucap anak laki-laki itu bersemangat.
Y/n yang melihatnya tidak bisa untuk tidak gemas. Ia mencubit pipi tembam itu gemas.
“Jihoon pintar sekali. Lalu dimana Noona Jihoon?”
“disebelah Noona!” jawabnya.
Y/n menolehkan kepala dan melihat seorang gadis tengah tersenyum dan membungkuk ke arahnya dengan sopan.
“anyyeonghaseyo Eonni, Park Haneul ibnida.”
Y/n kembali tersenyum dan ikut memperkenalkan dirinya. Jimin yang masih berdiri didekat y/n duduk dengan Jihoon yang berpegangan pada tangannya ikut tersenyum hangat. Bahagia melihat istrinya senang bisa mengobrol dengan orang lain.
“Jihoonie kalian mau pergi kemana?” tanya Jimin.
“aku dan Noona mau ke lotte world! Disana, disana banyak mainan hyung! Hyung, noona dan adik bayi mau pergi kemana?”
“wah kebetulan sekali, hyung juga akan pergi ke tempat yang sama.”
“jinjja?! Woaaaah!!”
“kalau begitu Jihoonie mau pergi bersama dengan hyung?” tawar Jimin. Ia senang sekali bisa bertemu dengan anak yang menggemaskan seperti Jihoon. Ia berharap semoga anaknya juga akan menjadi anak yang ceria dan sopan seperti Jihoon suatu saat nanti.
“mau hyung! Noona! Noona! Hyung mengajak kita pergi ke lotte bersama! Boleh tidak noona? Boleh ya? boleh ya?”
Bukan hanya y/n dan Jimin, orang-orang yang berada satu gerbong dengan mereka menganggap Jihoon begitu menggemaskan. Apalagi dengan sikapnya yang begitu sopan, mereka tidak bisa untuk tidak tersenyum saat menatap anak itu.
“boleh Jihoonie.” Ucap Haneul yang ditanggapi jerit antusias anak lelaki itu.
Sementara rombongan siswi yang pertama Jimin temui tadi mendadak bungkam. Suara obrolan mereka kini terganti oleh suara Jihoon yang tengah berbicara dengan antusias pada orang baru yang ia temui.
“Jihoonie mau permen tidak? Noona bawa banyak.”
“mau! Jihoonie mau!”
-
Kkeut.
Aku come back di 2019 guys :")
Apa kabar kalian semua?
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagines [방탄소년단 이마지느]
FanfictionPairing: Bangtan Boys x You Rate: T, Fluff Genre: One Shot, Romance, Drama, AU, School-Life. Disclaimer: Skradnr Fanfiction Warning: Ini hanya sebuah fiksi. Bangtan hanya milik Tuhan, orang tua, PD-nim, para member dan Bighit. Summary: "I'm fine if...