Serapuh itukah?

56 5 0
                                        

"tak ada kata yang paling menyakitkan selain perpisahan, tak ada yang paling menakutkan selain kehilangan, karna ku sangat menyayangimu.

Arini azkia

***


Andra yang tengah santai menyetir,hingga iya harus mengikuti rambu lalu lintas yang menunjukan lampu merah.
Pandangannya tak sengaja melihat arini berada di dalam bus.

"bukan kah itu si sombong, sedang apa dia?bukankah tadi dia bersama ayahnya? Lantas kenapa dia menangis?"andra bertanya tanya pada dirinya sendiri.

"jangan-jangan itu bukan ayahnya, atau mungkinkah dia di perlakukan...."andra membayangkan hal buruk menimpa arini,tapi iya mencoba menepis itu semua..

"aku harus mengikutinya." andra langsung menstater mobilnya mengikuti bus yang di tumpangi arini.

Lama andra mengikuti arini
Hingga bus pun berhenti disalah satu halte,andra menghentikan lajunya hanya untuk melihat siapa yang turun dari dalam bus tersebut.

pandangannya menyipit saat melihat arini lah yang berdiri di halte tersebut menunggu lalu lintas sepi dan sepertinya ia ingin menyebrang.

"sebenarnya dia mau kemana sih?kenapa dia terlihat sedih sekali? "ujar andra menggerutu sendiri.

"arrgh...kenapa juga aku harus peduli? Ckk kenapa hati ini bisa tidak sama dengan ucapanku sih." gerutunya lagi.

Andra terus memperhatikan arini yang melangkah ke tempat warung nasi tak lama arini keluar dengan membawa bungkusan dari dalam sana.

"untuk apa dia membeli bukusan itu, membingungkan" ujar andra semakin  penasaran tentang diri arini sebenarnya.

langkahnya terus berlanjut hingga andra dengan refleks menghentikan mobilnya saat pandangannya membaca papan nama tempat yang dimasuki arini.

"apa mungkin gadis sepintar dia adalah penghuni RSJ, ya ampun itu artinya aku telah menyimpan hati pada orang yang sakit."
gerutu andra didalam mobil sambil menatap heran arini yang terus melangkah,tapi di dalam hatinya tidak mungkin ucapannya itu benar.

Tapi lagi lagi iya pun tetap mengikuti langkah arini,karna penasaran.

Andra mengikuti arini hingga kedalam rumah sakit, ada rasa khawatir terlihat betul di raut wajah andra, walaupun rasa kesal sedang menguasai hatinya karna sikap arini,tapi rasa cinta nya pada gadis itu tak pernah pudar sedikitpun.

"kenapa wajahnya sedih, apa mungkin dia akan menemui kerabatnya? "Andra terus berandai andai memikirkan kebenaran dari arini.

Langkahnya terhenti saat arini pun menghentikan langkahnya.

"sus, atas nama andi. Saya adiknya bisa saya memenjam kunci kamarnya."
ujar arini yang jelas terdengar oleh andra.

Sedikit terkejut saat mendengar dari mulut arini langsung, dan lagi lagi andra mencoba mengira bahwa itu hanya kakak sodaranya,pasalnya ia mengira arini adalah anak tunggal,begitu menurut cerita yang sedikit ia tau.

"baiklah, semoga tidak menimbulkan keributan ya! jaga ketenangan pasien, saya permisi dulu."ujar suster yang kembali melangkah meninggalkan arini, dan sepertiya bukan hanya sekali arini berkunjung ke tempat ini, terlihat dari wajah suster yang seakan percaya pada arini.

"baik sus, terimakasih"ujar arini

"andi? Apa mungkin kakaknya di rawat disini?,kenapa aku tidak pernah mendengar arini memiliki kakak? "tanyanya masih bingung.

Andra dan AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang