Andra dan Arini

Cukup Lama.

***

5 tahun kemudian....

Arini berjalan penuh percaya diri...

Tidak ada senyuman atau apapun...wajah dingin terlihat jelas disana... Kecuali.. Saat ia melihat sebuah berita terbatu yang sedang tersiar di tv bandara...

Berita kemenangan atlet bulutangkis...
Andra adiaksa.. Di ajang olimpiade itu

Pandangannya buyar saat Suara hp nya berdering...

.....

"saya baru tiba.. "

......

"setengah jam lagi saya tiba... "

Panggilan terputus.. Arini pun bergegas ke tempat yang ia tuju...

***

Arini keluar dari ruangan operasi... Tidak ada mimik lelah di wajahnya... Ia masih terkesan dengan dinginnya..

"permisi dokter,direktur ingin menemui anda. "ujar salah satu perawat..

"saya akan segera kesana"

Arini mengetuk pintu ruangan direkturnya..

"permis..... "ucapan arini terhentibsaat kursi itu terbalik...

"selamat datang arini azkia.. "ujar suara yang begitu arini tidak sukai...

Arini mendengus pelan..

"silahkan duduk dokter"ujarnya seramah mungkin..

Arini mengikuti kemauannya.

"ada apa anda memanggil saya direktur?"ujar arini datar..

"sikapmu masih sama.. Sangat sombong"ujar nya lagi..

"jangan banyak basa basi tuan rafa katakan cepat apa yang anda inginkan... "ujar arini sarkas...

"ckckck.. Arini arini... Aku adalah direktur disini... Jadi kau adalah bawahanku sekarang"

Arini tersenyum sinis..

"jadi sudah kuputuskan.. Kamu akan aku tempatkan di platnas... "ujar rafa membuat atini memandangnya dengan tatapan tajam...

"kau gila... "ujar arini singkat..

Rafa tertawa...

"kalau begitu, menikahlah denganku"ujar rafa semangakin tersenyum...

"never.. "ujar arini sinis...

"itu keputusanmu.. Baiklah.. Pergilah ke platnas.. "ujar rafa...

"aku ini dokter bedah...dimana pikiran anda tuan? "ujar arini masih sinis...

"bukankah profesor... Banyak mengajarimu ilmu saraf dan tulang... Maka... Cobalah melakukannya arini" ujar rafa tak mau kalah...

Arini menatap rafa jengah..

"baik... Permisi"ujar arini marah...

***