Guru Baru

49 4 0
                                        

"tidak sesulit itu, dia cukup pandai fengan satu kali mendengarkan, hanya perlu guru yang mampu memahaminya... Tapi kenapa harus aku? "

Arini  azkia.

***


Sekolah elit Budi Bakti tampak ramai.

Arini berjalan menuju aula dengan tatapan datarnya.

"kau sudah datang,duduk lah." perintah burhan.

"celat katakan apalagi ancamannya?"tantang arini.

"ayahmu memintamu untuk mengikuti kejuaraan bulutangkis!"
Arini yang mendengar itu sontak menatap burhan tajam.

Apa dia gila...

"apa sekarang dia akan membunuhku?"ujar arini sinis.

"dia ingin kamu bersekolah di london dan meneruskan perusahaannya kelak"jelas burhan sabar.

"aku tidak akan sudi bekerja dengannya. Dan katakan padanya AKU TIDAK MAU MENGIKUTI KEMAUANNYA ITU.
Lebih baik bunuhlah aku agar aku bisa menemui ibuku. "ujar arini berteriak,prustasi rasanya... Ia sudah menduga akan seperti ini... Tapi bukan untuk sekarang setidaknya setelah keadaan kakak nya membaik,dengan begitu ia akan mudah melarikan diri dari ambisi ayahnya.

"tenangkan dirimu arini, ibumu sudah tenang disana,jangan seperti ini... Kamu sama saja membuat masalah baru... "ujarnya menenangkan.

"bagaimana mungkin ibuku bisa tenang sementara anaknya menderita disini, bajingan itu mengirim kakakku ke rumah sakit jiwa dan sekarang aku satu satunya yang harus mengikuti semua obsesinya apa itu yang kau bilang tenang!!!"
ujar arini mulai menangis.

Burhan mencoba menarik arini dalam pelukannya menenangkan arini,dan memberi kekuatan yang sebenarnya ia sangat rapuh harus mengingat tentang itu.

"tolong kembalikan mereka hiks... Hikss... ,aku hanya ingin kakak dan ibuku kembali.....pengacara ku mobon katakan padanya aku rela melakukan apapun asal mereka kembali."
ujar arini yang masih terisak.

Burhan pun nampak sedih mendengar penuturan arini.

Burhan mengepalkan tangan kuat, usahanya masih belum berhasil... Semua bukti seakan tertutupi hanya ada satu cara untuk membuat agus berhenti,tapi nampak nya ia harus lebih bersabar dan tenang lagi.

Setelah kepergian burhan, arini memutuskan untuk mencari ketenangan, ntah lah kenapa harus disini...

Arini meratapi nasibnya di atap gedung.

Ingatan tentang kasus pembunuhan sang kakak teringat jelas di ingatannya.

Bagaimana kakaknya membunuh pelatihnya sendiri, arini sadar bahwa kakaknya melakukan itu karena tekanan dari pelatihnya tersebut.

Dan dengan tega ayahnya mengirim kakak nya ke rumah sakit jiwa,dan menginformasikan pada semua orang bahwa andi sudah meninggal karena kasus bunuh diri...

Arini sangat membenci ayahnya,semua kepedihan ini berawal dari ayahnya

"aku membencimu"ujar arini lirih menatap kota dari atas.
Pandangannya kosong menatap lurus, pikurannya buntu sudah... Mau tidak mau ia harus mengikuti keinginan sang ayah... Demi kakaknya.. Demi andi.

"kamu tidak berniat untuk bunuh dirikan?"
ujar suara bariton membuat arini terkejut pandangannya melihat jelas sosok laki laki yang membuatnya kesal akhir akhir ini.

Arini menarik nafas guna menstabilkan dirinya.. Tidak ada gunanya marah pada andra yang bahkan itu juga kesalahannya yang ceroboh.

"kamu kesini untuk memintaku menjadi gurumu lagi?" ujar arini sinis.
Andra menghela napas berat.. Menunduk, perkataan arini masih membuat nya merasa bersalah.

Andra dan AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang