Maafkan aku

44 6 0
                                    

"Sungguh...aku tidak tau jika kamu sesakit itu,
Maafkan aku..."

Andra adiaksa

***


Arini yang mulai bisa menenangkan hatinya melangkah keluar dari kamar mandi.

lagi lagi ia berpapasan dengan orang yang menyebabkan ia harus merasakan sakit luka di masalalu itu,tapi dia juga yang mengingatkan bahwa arini harus waspada...

"maafkan aku"ujar andra lirih.

"menjauhlah dari kehidupanku." ujar arini yang tak menoleh sedikitpun pada lawan bicaranya.

Andra menatap sendu arini yang melangkah meninggalkannya.

Sungguh andra tidak menyangka melihat arini dengan tatapan penuh luka membuatnya terus meruntuki dirinya sendiri.

Ia menatap kepergian arini pilu.

Maafkan aku,sungguh aku menyesal.

Fokusnya sudah hilang sedari tadi... Gerakannya selalu saja melenceng.

Bahkan ia tak sadar bahwa dirinya tengah berlatih bulutangkis untuk kejuaraan mewakili nama sekolah.

"maaf... "ujarnya lirih menggenggam kalung arini.

"andra apa apaan kamu ini!fokos andra 3 bulan lagi kamu harus bisa membawa piala itu,tidak seperti biasanya kamu begini."
omel sang pelatih,andra hanya mengangguk lemas.

Tapi lagi lagi andra tidak berlatih dengan benar membuat sang pelatih geram dibuatnya.

"sudah sudah percuma saja kamu latihan hari ini bisa bisa tekanan darah tinggi saya naik"
Omel pelatih lagi.

Dengan langkah gontai ia memutuskan untuk kembali ke asrama mencoba menenangkan dirinya.

Langkahnya terhenti saat sama samar ia mendengar obrolan temannya yang tengah berada di koridor.

"kalian udah tau belum info terbaru soal pemegang saham yang baru, denger denger beliau akan menghadiri rapat orang tua 2 minggu lagi loh."
ujar seorang siswi wanita.

"aku dengar dia juga memiliki seorang putri,tapi sayangnya identitasnya ditutupi."ujar suara bariton menyahut.

"kira kira siapa ya?"tanya yang lainnya.

Andra menghembuskan napas berat melanjutkan langkahnya yang terhenti,hari ini rasanya semakin berat... Masalah hatinya.. Dan sekarang ia akan di hadapkan dengan keadaan yang selalu ia hindari.. Tapi tak bisa di pungkiri ada rasa tak sabar ingin membalas dendam pada sang pembunuh itu.

Sekilas ingatan andra kembali ke masa lalu.

Flashback on

"tolong.... Tolong... "jerit anak kecil yang tengah memandang rumah yang terbakar.

"ayah....bunda.... "ujar nya lirih melihat pilu rumah yang sudah hampir hangus itu.

Tangisan anak itu mulai terhenti saat seseorang merengkuh tubuh mungilnya.

"jangan tinggalin andra ayah...bunda... "

"tenang lah nak ada aku disini"ujar laki laki itu...
Laki laki yang sama si penyelamat.

Flashback off

Ayah....bunda dia kembali.


***

Andra dan AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang