jangan sakiti kakakku

42 3 0
                                    


***

Drrrtt drrtt drrtt

Belum sempat andra menyelesaikan kalimatnya, arini mwngalihkan perhatiannya pada ponselnya yang bergetar.

"pak burhan"gumamnya segera mengangkat teleponnya.

"hallo"sapanya dingin.

"arini!!! Kakakmu masuk rumah sakit,keadaannya kritis" ujar burhan lirih tapi bagi arini kabar ini bagai petir di siang bolong.

Arini yang mendengar itu mematung sesaat berusaha menolak apa yang indra pendengarannya tangkap. Sedangkan andra menatapnya bingung, tapi tak berselang lama pertahannan arini runtuh saat mendengar ucapan lanjutan dari burhan,tangisnya pecah seketika.

Andra yang melihat itu mengambil alih ponsel arini,tak berbeda jauh dengan arini ia pun tampak terkejut mendengat pernyataan burhan.

Ia memangdang arini sekilas yang masih menangis tersedu, tak menunggu waktu lama ia membawa arini menuju rumah sakit yang disebut oleh burhan.

***

Di rumah sakit arini berlari begitu kencang tanpa memperdulikan andra yang tertinggal jauh.
Arini menghentikan langkahnya saat ia menangkap sosok yang membuatnya menderita,tatapan sendunya berubah menjadi sangat tajam, tangannya mengepal kuat, seakan menahan amarah yang akan segera meledak.

"kau!!!sudah berjanji tidak akan menyakitinya,tapi kenapa sekarang kau melukainya hah"teriak arini mencengkram kerah baju agus, dan agus hanya menatap arini dingin.

Burhan dan andra yang melihat arini segera melerai arini,bukan hanya arini andrapun menatap agus tak kalah tajam, pertemuan yang tidak pernah mau andra inginkan. Sungguh saat ini ingin rasanya ia membunuh agus sekarang juga,tapi ia sadar itu tidak mungkin pikirannya masih normal untuk saat ini.
Burhanpun tampak terkejut dengan kehadiran andra.

"kau sudah membunuh ibuku, apa sekarang kau juga mau membunuhnya, aku mohong jangan sakiti kakakku"arini terus menjerit seraya memukul dada bidang agus,tapi agus hanya diam diperlakukan seperti itu.

"arini tenanglah ini rumah sakit"ujar burhan masih menahan tangan arini agar tak memukul agus.

"bunuh saja aku.... Bunuh saja aku jangan kakakku"ujar arini melemah, andra mendekap arini di dalam pelukannya, melihat arini yang seperti ini andra tak tega melihatnya,untuk kesekian kalinya ia melihat orang yang ia cintai menangis.

Agus tak menghiraukan arini lagi ia berlalu pergi dengan gaya congkaknya,

"rasanya begitu sesak"ujar arini terus memukul dadanya, ia terduduk lemas masih dalam dekapan andra, beberapa kali andra coba menahan tangan arini untuk tidak memukul dadanya sendiri.

"kamu melukainya ayah... Untuk kesekian kalinya kamu melukainya"ijar arini lirih melihat punggung agus yang terus berjalan di lorong rumah sakit.

***

Arinibterduduk lemah di depan ruang ICU

"akubdatang kak, kumohon bangunlah, aku sudah lelah menghadapinya sendiri,jika seperti ini aku ingin ikut dengan ibu"rintih arini.

Berkali kali andra berusaha menenangkan arini,tapi bukannya tenang arini semakin histeris.tanpa adra sadari ia meneteskan air mata melihat kepiluan wanitan yang paling ia cintai.

"tuhan... Begitu rapuhkan dia, kenapa aku merasa setengah jiwaku ada padanya, sehingga aku harus merasakan sakit ini juga, dia adalah anak dari pembunuh kedua orang tuakh, seharusnya aku senang melihat ini, tapi hatiku sungguh mencintainya"batin andra

Andra dan AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang