teror yang nyata.

17 1 0
                                    


***
Arini berjalan dengan santai nya,menyapa beberapa perawat dan pasien... Gelar profesor sudah ada padanya di usia semuda itu... Sangat membanggakan...

"selamat pagi prof"sapa beberapa perawat.

"pagi... "sapa arini dengan ramah nya.

Langkah nya terhenti saat melihat orang yang selalu menghantui nya.

Tatapan yang sama sejak 17 tahun yang lalu.

Arini coba menghiraukan itu semua... Tapi.

"apa kamu melukapan ayah nak? "ujar agus menghampiri arini.

"masih pantaskah anda saya panggil ayah? "ujar arini tanpa menatap agus sama sekali.

"ck... "desis agus kesal.

"sebentar lagi ayah akan pensiun, jadi lah penurus ayah di perusahaan"ujar agus mencoba tak emosi.

Arini tertawa sumbang..

"dengan semua yang telah anda lakukan, dengan mudahnya anda meminta ku meneruskan usaha kotor itu... ?"ujar arini sinis.

"arini.. "bentak agus tak tertahan kan...

"jangan pernah coba ancam saya lagi, saya sudah tidak takut apapun lagi, bahkan jika nyawa saya sekalipun..."ujar arini datar.

"bagaimana dengan kekasihmu? "tanya agus licik.

Arini mengepalkan tangannya kesal... Matanya menatap agus tajam..

Arini tersenyum manis...

Agus mengerjitkan heran.

"bagi saya tak ada yang lebih penting dari hidup saya selain ibu dan kakak saya... Bahkan andra sekalipun saya sudah tidak perduli"jawaban arini membuat agus bingung...

"jika anda ingin saya meneruskan perusahaan kotor itu. Kembalikan ibuku... "ujar arini di telinga agus...

Agus mengepalkan tangannya kesal.. Mata tajam nya menatap kepergian putrinya yang semakin menjauh...

Dibalik tembok ada seseorang yang jelas mendengar itu... Sayangnya orang itu tidak melihat ekspresi arini..

"benarkah kamu tidak mencintaiku arini... "ujar andra lirih...

Sedangkan di ruangannya arini menangis tersedu sedu... Ia ingin semua ini cepat berakhir...

"bisakah selesaikan masalah ini secepat mungkin pak? "ujar arini parau

"kamu menangis? "

"aku hanya tidak ingin dia melukai andra"ujar arini terus tersedu...

"dia menemuimu? "

Arini semakin menangis.

"pak burhan.... Aku akan terus melindungi andra... Tidak akan pernah ku biarkan dia menyentuh andra sedikitpun"ujar arini yakin.

***

Andra berada di atap rumah sakit.. Melamunkan apa yang di katakan oleh arini.

Bayangannya menelitik jauh ke masalalu saat bersama arini..

Senyum itu hadir lagi...

"aku yakin dia mencintaiku... Jika dia tidak mencintaiku untuk apa dia kembali lagi"andra meyakinkan diri

"ariniku.. Akan tetap menjadi miliku apapun itu"ujar andra terus berambisi..

"kamu disini... "ujar suara di belakang sana.

Andra tersenyum melihat sosok itu.

Andra mengangguk saja..

"kamu sendiri sedang apa di sini... ?"
Tanya andra.

Andra dan AriniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang