3. Dia lelaki aku

14.9K 2K 301
                                    

Aku akan selalu menjadi laki-laki terhebat, yang akan setia mencintaimu tanpa syarat.

Jam pada dinding berwarna cream itu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Suara cekikikan, tawa serta gosip-gosip terbaru terus saja dibicarakan oleh seorang perempuan berparas cantik itu. Walau tampilannya hanya memakai celana pendek serta kaus tanpa lengan, parasnya tetap memikat. Sudah memiliki putra berusia 3 tahun sama sekali tidak membuatnya tua sedikit pun.

"Iya, lo nggak percaya? Ah, gimana sih lo. Gue aja shock pas tahu ceritanya," ucap si perempuan itu sambil melipat kedua kakinya di atas kursi.

Sesekali dia akan diam, mendengarkan jawaban dari sebrang panggilannya itu. Namun setelahnya dia akan berbicara panjang lebar kembali.

"Yaelah, lo nggak percaya banget, Nad. Pokoknya kita harus temuin dulu itu cowok sebelum dibawa ke rumah. Bisa habis dijudesin sama Bang Shaka," kekeh Bitha, nama panggilan darinya.

Tabitha Mahreen Hamid, perempuan berusia 26 tahun terlihat masih saja sibuk menggosipkan kabar adik kandungnya yang sedang dekat dengan seseorang melalui pesawat telepon. Kabar menghebohkan itu memang baru saja sampai ke telinganya ketika adik terkecilnya, Rafif, memberi info bila melihat Kanaya, adik perempuan Bitha, sedang duduk berduaan di sebuah restaurant siap saji bersama dengan seorang laki-laki.

Awal menanggapi berita itu, respon Bitha biasa saja. Karena sebagai seorang kakak, tidak seharusnya dia membatasi siapa saja yang boleh berteman dengan adiknya itu. Namun yang membuat mulutnya gatal hingga akhirnya dia menggosipkannya dengan Nada, sepupu sekaligus tetangganya itu, karena yang menjadi pasangan Kanaya adalah seorang laki-laki berseragam.

Bukan. Bukan berseragam layaknya laki-laki yang wajahnya sering berkeliaran di jejaring sosial. Namun seragam yang dipakainya merupakan salah satu seragam yang dicurigai sebagai seorang petugas kebersihan.

Sungguh, Bitha sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana bila Ayahnya kelak tahu masalah ini. Belum lagi ditambah dengan Abangnya yang mulutnya tidak bisa dikontrol sama sekali. Bitha takutnya bila kedua laki-laki itu sudah berbicara, yang ada dibuat sakit hati bagi mereka yang mendengarkannya.

"Ya udah, Ka Bitha atur jadwal aja. Kapan kita mau datangi Kanaya di kantornya?" suara Nada turut penasaran.

"Gue juga bingung. Kapan ya kira-kira waktu yang enak. Nggak mungkin kan gue bawa-bawa Barra juga. Yang ada nanti bukannya mata-matain mereka, malah piknik keluarga," keluh Bitha.

Di sebrang sana Nada tertawa geli, "ya udah atur aja deh. Nada mah ikut aja, yang penting jangan bilang-bilang Mas Agam. Yang ada nanti Nada diceramahi abis-abisan," jawabnya.

Kedua Ibu muda itu sama-sama tidak ingin terlibat masalah dengan suami mereka masing-masing. Namun entah mengapa masih saja mereka mencuri-curi kegiatan ketika suami mereka sibuk bekerja.

"Hm, oke. Nanti gue info lagi, Nad." putusnya.

Setelah mengakhiri panggilan teleponnya, Bitha menarik napas dalam. Memikirkan bagaimana nasib adiknya nanti ke depannya. Memiliki keluarga yang pemikirannya begitu kritis membuat Bitha takut. Takut akan banyak hati yang terluka bila kelak pada akhirnya mereka tak bisa bersama.

"Nda..." teriak seorang anak laki-laki yang kondisinya basah kuyub dengan wajah kotor penuh tanah.

"YA AMPUUUNN ABIIIIII...!!!" teriak Bitha kaget.

Putranya itu hanya tersenyum lebar, lalu kembali berlari ke halaman depan rumahnya. Menari-nari di bawah guyuran hujan yang begitu deras.

Bitha sama sekali tidak menyadari bila putranya, Sabikha Nabhan, atau yang sering dia panggil Abi itu sudah bermain dalam hujan. Padahal baru sejenak dia meninggalkan anaknya itu untuk menelepon. Tetapi ternyata Abi berhasil lepas dari pantauannya.

PERAN - 2 (PERFECT FAMILY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang