29. Sakit ini tidak akan kubagi padamu

8.1K 1.6K 183
                                    

Jangan jadikan kepolosanku ini sebagai alasanmu bermain peran dalam cerita cinta kita.

Keadaan hancur kali ini bukanlah sebuah drama yang ingin diperlihatkan kepada semua orang. Namun inilah akhirnya batas waktu terakhir dimana Lila sudah tidak mampu lagi mengerti peran seperti apa yang Karim sedang jalani. Rasanya hati Lila sudah tidak sanggup lagi untuk memahaminya.

Diawal pernikahan mereka, Lila sudah dibodohi dengan sebuah cerita peran. Lalu setelah semua peran itu Karim katakan usai, ternyata sampai detik ini ada saja hal yang Lila masih tidak mengerti.

Perempuan itu bingung, mengapa banyak sekali orang yang terlihat ingin sempurna nyatanya sedang sibuk menutupi kebobrokan dirinya sendiri.

"LILAAAA...!!!! " Panggil Karim sedikit berteriak ketika Lila berlari keluar dari mobil dengan segera.

Dalam gendongannya Aneska terus saja menangis. Merasa tidak nyaman berada di pelukan Lila yang sedang dalam kondisi marah.

"LILA...!!! " Panggil Karim sekali lagi. Mobil yang tadi dia kendarai belum sepenuhnya dia parkirkan sempurna. Namun Karim tidak peduli. Baginya marahnya Lila yang secara tiba-tiba membuat dirinya bertanya-tanya.

"Mau ke mana kamu?" tanya Karim semakin bingung apalagi ketika ia melihat Lila keluar dengan sebuah koper besar.

Lila hanya diam. Dengan pandangan manik mata berkaca-kaca Lila hanya ingin Karim memahaminya. Lukanya kini tidak bisa dianggap sepele.

"Lepas!!! "

"Ada apa sih? Kenapa tiba-tiba kamu marah begini?" tanya Karim kebingungan.

Lila menangis dalam diam. Dia masih tidak percaya lagi-lagi Karim mengingkari janjinya untuk tidak membuat cerita cinta mengatas namakan peran. Lalu jika sudah seperti ini apa Lila mampu ada di samping Karim dan seolah tidak mengetahui apapun.

"Cukup!! Aku sudah nggak sanggup lagi. Sekarang jalani hidup masing-masing saja. Terserah kamu mau berperan apapun bersama orang-orang itu. Yang jelas aku sudah tidak peduli lagi. Cukup sudah. Aku menyerah...!! "

"Ma.. Maksudmu?"

"Aku menyerah untuk mencintaimu. Ternyata benar kata orang banyak, ada seseorang yang benar-benar kita cintai di hati namun sampai mati tidak akan mungkin kita miliki. Seperti itulah dirimu bagiku."

"Lila..., serius aku nggak paham apa maksudmu? Jelasin dulu. Ada apa ini? " tanya Karim penuh kebingungan.

"Aku mau kita CERAI!!"

***

"Lila...,"

"Lila..., "

berulang kali Karim memanggil nama istrinya itu hingga akhirnya Lila tersadar dari lamunannya. Sejak keluar dari toilet ekspresi di wajah Lila benar-benar sulit Karim jelaskan dengan kata-kata.

Bahkan ketika Karim menegurnya saja, pikiran Lila seperti tidak sejalan dengan tubuhnya.

"Kamu kenapa?"

Lila semakin diam. Dia melirik Aneska yang masih terlelap dalam strollernya. Wajah putri kecilnya itu seperti malaikat. Benar-benar membuatnya takjub. Lila merasa bahagia bisa memiliki Aneska di dunia ini.

Lalu kemudian Lila kembali menatap wajah bingung Karim dengan manik mata yang berkaca-kaca.

Baru saja dia bisa melihat kilasan kejadian di mana keputusan berpisah dengan Karim yang dirinya ambil. Dan ternyata pilihan itu bukanlah yang terbaik.

Sungguh Lila tidak sanggup melihat Aneska yang menangis karena keributan yang terjadi antara dirinya dan Karim buat. Belum lagi melihat wajah Karim yang ketakutan saat Lila mengucapkan kalimat cerai, benar-benar menyiksanya.

PERAN - 2 (PERFECT FAMILY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang