Ada waktunya dimana kamu akan menyadari bila hati yang sudah kamu pilih, bukanlah hati yang sejak awal kamu perjuangkan sampai mati. Namun anehnya kamu tidak kecewa atas pilihanmu itu. Karena baik dan buruk hadir bukan akibat dari pilihanmu, melainkan dari bagaimana kamu mensyukurinya.
Karim melambai ke arah Lila yang tersenyum kepadanya. Setelah tadi istrinya itu meminta Karim untuk menunggunya di area golf, pada akhirnya setelah 3 jam berlalu kini Lila hadir di depan kedua matanya.
"Maaf ya telat," cengirnya lebar.
Karim hanya bisa menarik kedua sudut bibirnya. Menampilkan sebuah senyuman yang terbaik meskipun dia tidak ingin tersenyum pada saat ini. Karena jujur saja Karim kesal dengan Lila. Memangnya gara-gara siapa dia harus menunggu 3 jam lamanya di area golf ini. Sedangkan rasanya tubuh Karim sudah begitu lelah.
Bayangkan saja hari libur yang seharusnya dia pergunakan untuk merilekskan otot tubuhnya, ternyata harus Karim pergunakan untuk pergi ke tempat seperti ini. Memang semua ini adalah permintaan dari Mamanya, namun andai saja Lila bisa datang lebih cepat. Mungkin kini dia sudah berbaring di atas ranjang empuknya sambil menonton acara televisi.
"Ih, kamu marah ya?" colek Lila pada pipi Karim.
"Nggak kok, nggak marah." ringisnya penuh tipu.
Lila tertawa geli. Merangkul lengan Karim sambil menyandarkan kepala pada bahu suaminya itu.
"Maaf deh. Aku kan nggak sengaja datangnya telat. Habis tadi tuh aku ketemu sama Bitha dulu. Terus kita ngobrol kelamaan. Sampai aku lupa kalau kamu nungguin aku." cerita Lila begitu jujur.
"Iya. Iya. Aku paham. Kamu nggak minta maaf juga aku udah maafin. Udah jadi hukum alam. Kalau istri salah, bukan istri yang minta maaf. Tapi suami. Kamu mau tahu nggak kenapa kita para suami begitu?"
Dengan bibir dimanyunkan, Lila menggeleng. "Mana aku tahu. Kamu kan belum cerita."
"Soalnya laki-laki harus memikirkan dua kepala. Kepala atas dan kepala bawah. Keduanya nggak boleh saling egois,"
"Hahaha..., bisa aja kamu." cubit Lila pada bagian perut Karim yang nampak melambai di balik tshirt putih.
"Sekarang mau ke mana kita?" tanya Lila yang masih setia bergelayut manja pada lengan Karim.
"Pulang. Emang mau ke mana lagi?"
"Kirain mau belanja dulu. Kan buat istri bahagia itu bisa dapat pahala loh."
"Banyak cara bahagiain istri. Nggak hanya dari belanja. Lagian kamu mau belanja apalagi sih? Percuma juga aku kasih uang buat belanja, buktinya kamu malah beli baju yang kekurangan bahan kayak gini. Sekalian aja besok-besok nggak usah pakai baju." ucap Karim sedikit kasar sambil melirik pakaian yang Lila kenakan.
"Ih, ini model tahu. Kamu aja tuh yang bajunya cuma kemeja, kaos, celana. Gitu-gitu doang. Jadi jangan samain dengan cewek. Kalau cewek itu banyak modelnya." bela Lila tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERAN - 2 (PERFECT FAMILY)
HumorRANDOM PRIVATE. DILARANG KERAS MENYADUR ISI, MENYALIN, MENGAMBIL INPIRASI. TIDAK PUNYA IDE LEBIH BAIK JANGAN MENULIS!!! DARI PADA MENGAMBIL IDE ORANG LAIN _____ Hal biasa yang sering kali terjadi dalam sebuah keluarga. Bila menurutmu berbohong bisa...