8. Mobil baru pembawa masalah

11.1K 1.8K 235
                                    

Kupikir perasaan terkejam adalah rindu. Ternyata perasaan iri karena rindu itu lebih menyakitkan.

Beberapa hari kemudian, Nada sedikit terganggu mendengar teriakan-teriakan dari tetangga sebelah rumahnya yang ternyata sibuk dengan mobil baru.

Dari apa yang Nada lihat, di sana ada Karim, yang dia sebut-sebut don juan di kompleknya tersebut tengah mengarahkan seseorang dalam mobil mini cooper yang belum memiliki plat nomor.

Nada terus saja mengintip dari balik jendelanya akan interkasi yang dilakukan Karim dan Lila. Mereka berdua tampak mesra dengan cara mereka sendiri. Sesekali Nada merasa iri akan interaksi yang mereka lakukan sebagai pasangan suami istri.

Bukannya Nada mau membandingkan, tetapi rasanya cukup kesal juga memiliki suami yang tidak suka diajak romantisan apalagi memamerkan kemesraan di depan umum.

Bahkan jika berjalan berdua dengan Agam, laki-laki itu bukan jalan disisinya namun tepat berada di samping belakang Nada. Bila mereka tengah di mall dan menggunakan eskalator, Agam akan tepat berdiri di belakang Nada. Tidak seperti pasangan lain yang selalu berjalan bersisian sambil berpegangan tangan.

Entah apa maksud Agam bersikap demikian. Namun ketika ditanya, Agam hanya menjawab bila dirinya tidak mau Nada berjalan di belakangnya. Dia ingin Nada selalu di depan, terlihat oleh kedua matanya dan menjadi fokus utamanya.

Memang terlihat romantis. Namun Nada tidak suka. Dia juga iri dengan pasangan-pasangan lain, bahkan sampai bertanya-tanya dalam hatinya. Mengapa mereka yang baru berpacaran jauh romantis dari pada dia yang sudah menikah dengan Agam.

"Yaelah, heboh banget. Mobil baru doang pakai acara mesra-mesraan gitu," gerutu Nada.

Dia sengaja keluar rumah, memperhatikan kegiatan Karim dan Lila dari dekat.

Maklum saja, saat ini Agam sedang diluar kota karena menyelidiki suatu kasus yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Karena itu, Nada lebih bebas melakukan apa saja yang dia mau lakukan.

"Huh, Paps.. Udah sih. Mama ngerti kok. Minggir coba. Nanti kalau cium mobil gimana?" seru Lila sambil membuka kaca mobil itu lebar-lebar.

"Ini Papa lagi mengarahkan yang benar!!!"

"Mengarahkan? Mama nggak salah jalan, Paps. Udah minggir dulu!!!"

"Kiri.. Puter kiri stirnya. Nanti nabrak!!!!" seru Karim kencang.

Nada yang melihatnya, mencibir dalam. Dasar pasangan norak. Kalau memang tidak mampu menjalankan mobil jangan dipaksakan seperti itu. Apalagi bagi Nada, untuk apa bisa belajar mobil kalau mengaji saja belum lancar.

Namun sepertinya Nada lupa. Apa yang kadang menurut kita salah, belum tentu kenyataannya salah. Menilai itu bukan dari apa yang kita lihat saja, tetapi dari sudut pandang yang lainnya.

"Waduhhh.. Mobil baru nih???" tanya Nada sambil bertolak pinggang.

Celana training yang dia gunakan nampak basah setelah dirinya baru saja selesai mengepel lantai. Belum lagi hijab instan yang dia pakai sedikit menampilkan rambutnya yang kini sudah panjang.

Sering kali Nada ingin memotong rambutnya tersebut, namun tidak disetujui oleh Agam. Menurut suaminya itu, rambut adalah mahkota wanita. Bila di luar rumah kepala Nada tertutup oleh hijab, berbeda ketika di rumah. Dan Agam paling suka melihat istrinya itu memiliki rambut panjang yang terurai indah. Seakan menyembunyikan sesuatu dibalik rambutnya tersebut.

"Eh, Mamanya Zhafir. Iya nih. Lagi ngabisin uang suami," kekeh Lila geli.

Dia langsung turun dari kursi kemudi. Lalu berjalan mendekati Nada yang masih sibuk melihatnya.

PERAN - 2 (PERFECT FAMILY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang