#8 Jangan

6.7K 526 33
                                    

Jangan senyum, kalau gue
suka, lo mau tanggung jawab?

-M

Lagi-lagi ada yang membuat Bu Mia tidak berhenti mengelus dada untuk berusaha sabar. Seperti pagi ini, bukannya melihat perubahan sikap dari murid-muridnya, ia justru mendapatkan empat biang kerok yang selalu membuat guru BP geleng-geleng kepala.

Mereka bukan si cowok berotot dengan rambut gondrong, bukan juga cowok bertindik dengan rokok di genggaman jari, bukan. Mereka adalah perempuan, empat nama dengan paras cantik yang sangat bertolak belakang dengan tumpukan pelanggaran tata tertib yang tidak pernah kosong. Bahkan karena terlalu sering, guru BP sampai membuatkan empat buku khusus untuk mencatat pelanggaran yang mereka lakukan beserta hukuman yang herannya tidak bisa membuat mereka kapok.

Contoh nyata, pagi ini bukannya duduk diam di kelas sambil mendengarkan materi dari guru, mereka berempat justru sedang menjalani hukuman dengan berlari keliling lapangan 10x dan membersihkan perpustakaan. Lauren, Nadia, dan Meika, tiga murid kesayangan guru galak itu bukannya menyesal dan malu akan perbuatannya, malah dengan senang hati menjalani hukuman sambil ngobrol dan sesekali tertawa.

Bahkan sudah banyak guru BP yang mengajukan surat pengunduran diri saat harus berhadapan dengan tiga makhluk sempurna ciptaan tuhan yang berubah jadi pembawa bencana.  Sama seperti mereka, Seva yang disuruh untuk membersihkan perpustakaan justru memilih tidur di pojokan dengan majalah sekolah sebagai penutup wajah. Tentunya setelah ia mengerjai petugas perpustakaan dengan melempari wanita berkacamata itu dengan ular karet mainan.

“Kalian bertiga ngapain? lagi lomba lari?” tanya Arsen dengan wajah polos sambil mengipaskan tangannya karena gerah.

Hari ini kelas XI IPS 3 memang sedang pelajaran olahraga. Namun  karena Pak Rudi sedang izin keluar kota, akhirnya mereka diperbolehkan untuk melakukan olahraga apa saja di lapangan. Asalkan tidak bolos atau pulang seperti yang biasa dilakukan ketiga gadis tadi, ditambah Seva sekarang.

Marcell yang sedang sibuk memasukkan bola ke dalam ring memilih tidak memperdulikan keadaan sekitar. Berbeda dengan Arsen, cowok itu memutuskan duduk karena sudah terlalu lelah setelah bermain hula hoop bersama teman-teman perempuan sekelasnya. Ia baru saja merubah posisi menjadi berbaring di tribun sambil mengamati tiga manusia dengan peluh yang sudah bercucuran.

“Ayo semangatt, siapapun yang menang nggak masalah, karena kalian sudah berusaha semaksimal mungkin.”

“Heh alien!! Lo bisa diem aja nggak sih? kalau punya mulut dijinakin dulu!”

“Emang bisa?” tanyanya menoleh pada Nadia yang saat ini justru melotot marah ke arah Arsen.

“Kalian bertiga ngapain sih? mau ngurusin badan? niat banget keliling lapangan segala.”

“Lo mau tau kita ngapain? kita lagi ikut ajang lari terkonyol buat menangin tiket keliling dunia, puas lo?!” sungut gadis itu sedikit berteriak dan kembali melanjutkan larinya menyusul Lauren dan Meika.

Tidak lama kemudian, gadis itu berteriak histeris dan memandang heran ke arah seseorang yang baru saja melewatinya sambil menggoyangkan pinggul agar hula hoop di pinggangnya tidak jatuh.

“LO GILAAAA?!!!”

“Katanya lagi ada ajang lari terkonyol buat menangin tiket keliling dunia, emang gue nggak boleh ikut? boleh kan?” ucap Arsen terus berlari tanpa memperdulikan Nadia yang sudah berhenti dengan wajah melongo tidak percaya.

Mata gadis itu bergerak mengikuti gerakan Arsen dan sedikit mundur saat melihat cowok aneh itu sudah berlari hampir melewatinya.

“HOHHH” ucap Arsen dengan nada tinggi sambil memundurkan rahang bawah serta melebarkan lubang hidung dan kedua bola matanya untuk mengejek Nadia.

SELEZIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang