#22 Iya atau Mau?

5.8K 487 53
                                        


Selamat datang penghuni baru.
Semoga nyaman.

-M

Sudah kesekian kali gadis berambut pirang itu menguap. Pelajaran Bahasa Indonesia memang selalu membuat bosan dan mengantuk. Apalagi jika gurunya semacam Bu Anggun, suara dan gerakannya lemah lembut seperti namanya. Terkadang Lauren juga merasa kalau guru ini selalu pilih kasih. Bagaimana bisa yang mendapat nilai bagus hanya anak dengan duduk terdepan dan selalu munafik dengan sikap seolah gila belajar? astaga.

Barisan kata di papan yang diikuti suara hening serta hembusan angin dari jendela membuat matanya semakin berat. Ia menoleh ke arah Nadia, gadis itu sedang sibuk dengan ponselnya, membalas chat dari orang-orang yang Lauren tidak kenal. Ia terkadang tidak paham dengan bahasan di grup chat mereka. Apalagi jika sudah menyangkut tentang artis idolanya, Justin Bieber.

"Nad, gue ngantuk," gumam Lauren meletakkan kepalanya di atas meja dengan mata tertutup. "Ntar kalau Bu Anggun kesini, bangunin ya."

Nadia mengangguk tanpa mengalihkan pandangan sedetikpun dari layar ponsel. Sebenarnya ia tidak benar-benar menyanggupi ucapan Lauren, dia tadi mengangguk untuk membalas komentar teman-teman sesama fans idolanya di grup. Gadis itu terkikik sebentar sebelum memasukkan ponsel ke dalam lorong.

"Lama amat nih orang ngajarnya." ucap Nadia pelan dan mengamati sekilas tulisan di papan putih tak berdosa.

Perlahan matanya melirik ke arah Seva yang sedang tidur di samping Meika. Kadang ia bingung, kenapa ketiga temannya ini hobi sekali tidur di kelas? jika tidak di karpet belakang, di atas meja, juga paling parahnya terkadang mereka menata tiga bangku dan meletakkan tas di salah satu ujung barisan kursi tadi. Apakah badan mereka tidak sakit semua?

Ide jailnya muncul tiba-tiba. Melihat Bu Anggun sedang serius menatap laptop, ia memutuskan untuk bangkit dan berdiri tepat di samping Seva. Ia membungkuk, mendekatkan bibir di samping telinga gadis itu dengan senyuman jahil sebelum membisikkan sesuatu.

"Vaselia Sevara, tidur di jam pelajaran saya untuk yang kesekian kali. Mau dapat poin berapa lagi kamu?"

Nadia segera pergi dari sana dan berpura-pura tidur saat melihat dahi Seva mulai mengerut. Gadis itu reflek membuka kedua bola mata dan bangkit dengan sikap hormat saat baru saja menyadari bahwa mungkin ia akan mendapat bahaya.

"SIAP TIDAK, BU ANGGUN!!!"

Hening

Wanita di depan sana sedikit menurunkan layar laptopnya dengan kacamata baca yang masih melekat. Bu Anggun mengernyit bingung, ia melepas kacamatanya dengan gerakan anggun sebelum bertanya pada Seva yang masih berdiri tegak di bangkunya.

"Ada apa, Seva?"

Gadis itu mengerjap, ia menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sebelum menatap tajam ketiga temannya yang tidur. Ia yakin pasti ada salah satu diantara mereka yang menjadi biang kerok dibalik ini semua. Gadis itu kembali menatap depan sambil cengengesan. Tidak peduli dengan tawa seluruh siswa yang tau bahwa tadi itu ulah Nadia.

"Eeee.. tadi latihan..latihan teriak kenceng Bu. Soalnya saya mau ikut teater."

"Setau saya sekolah ini nggak ada ekstra teater." jawab Bu Anggun membuat Seva menghembuskan nafas kasar.

"Ibu jadi guru berapa tahun?"

"8 tahun."

"Masak iya 8 tahun disini nggak tau kalau sekolah punya ekstra teater?"

"Memang setau saya tidak ada, Seva."

"Wah wah, ibuk kurang update nih. Coba lain kali ibuk muter muter sekolah, nanti pasti bakal ketemu.."

SELEZIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang