"Sekali Mantan, tetap Mantan!"
•••
"Woy, jangan lari lo, Bangsat!" Umpat lelaki disebelah Rey, mengejar orang yang memukul Rey, saat Rara membalikan badannya menatap siapa orang itu, sayangnya banyak yang mengejarnya dan Rara tidak bisa mengenalinya. Tapi...Dia seperti seseorang yang dikenalnya, rambutnya yang sedikit gondrong terbawa angin, dan tubuhnya yang menjulang tinggi, dari belakang benar-benar mirip seseorang yang ia rindukan! Mungkin, Tetapi tidak mungkin, kerena dia memakai almamater Cyber atau sekolah tetangga, lebih tepatnya musuh bubuyutan sekolahnya, tidak mungkin orang itu bersekolah disana, karena yang pasti ia bersekolah dibandung sekarang.
But, wait... wait...! His wear a necklace!
Cowok itu memakai kalung panjang, berwarna hitam, gantelannya berbentuk 'Padlock' kecil, iya itu yang membuatnya kali ini sangat yakin, benar-benar familiar, cowok itu berlari sangat kencang membuat kalung tersebut melayang dibelakang punggungnya.
Gak mungkin, yang pake kalung itu, pasti banyak, Pasti...
"Ra..." suara Rey membuyarkan lamunannya.
"Hm?" Rara berbalik kembali menatap Rey.
"Nih..." Rey memberikan kunci mobilnya kepada telapak tangan Rara.
"I.. ini apa?"
"Lo keparkiran sekarang juga, cari mobil gue, masuk, dan kunci semua pintunya...! Jangan buka siapapun itu, yang ngetok kaca atau apapun, kecuali gue!"
"Ta- tapi..."
"Ra... lo gak aman disini, lo bisa ikut-ikutan kena masalah gara-gara gue, belom lagi mereka pasti ngincer lo juga"
"Kalo lo kena masalah, biarin gue juga kena masalahnya kak... gue gak mau pergi, gue lebih aman sama lo disini, please..." mohon Rara menampilkan puppy eyesnya.
Rey menghembuskan nafasnya kasar, tidak tau harus berkata apa lagi pada gadis ini.
"Tapi Rara... lo itu anak baru, gak baik buat lo... Makasih karena lo mau berkorban buat gue, tapi kalo lo disini malah memperburuk semuanya Ra, lo gak aman sama gue" geram Rey.melihat Rara mulai mengeluarkan air matanya Rey mendekatkan tubuhnya dan berbisik menenangkan.
"Ra... Liat mereka..." pandangan Rey menunjuk kearah orang-orang yang memakai almamater berbeda.
"kita kalah jumlah sama sekolah mereka, dan gimana cara gue buat ngelindungin lo dalam situasi kayak gini?... Satu-satunya cara lo harus ngumpet dimobil gue""Ya tapi kenapa lo gak ikut juga?"
"Gue gak bisa ninggalin temen-temen gue gitu aja"
"Kak... tapi lo udah cukup babak belur kayak gini"
Rey menggelengkan kepalanya.
"Ini gak seberapa Ra...""Ayo cepet lo lari dari sini, nanti gue nyusul" titahnya.
Rara pun mengangguk dan berlari sekuat-kuatnya kearah parkiran, dalam pikirannya masih bertanya-tanya, kenapa Rey siketua osis malah ikut Tawuran? tadinya Rara berpikir dia akan memisahkannya, tetapi tidak, dia memilih untuk menanggapinya, Belum lagi, wajahnya yang 'Baby Face' sangat tidak memungkinkan dia seorang yang kriminal? Well, tidak ada yang tidak mungkin.
Setelah berlari, ia langsung menemukan mobil Rey, karena hanya ada satu mobil yang tersisa disana, mobil sport berwarna hitam.
Dengan sigap Rara membuka kunci, dan pintunya, tetapi, belum sempat memasukinya ia merasakan ada sesuatu yang menahan tangannya. Rara membalikan badannya, dan masih menundukan kepalanya, melihat siapa yang mencekal tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rara
Teen FictionBagaimana rasanya mengorbankan orang yang disayang, demi orang yang lebih disayang? -- Ganti Judul dan segera di revisi!! Maaf untuk keterlambatan update. Syeeerly💕