25. Is That You?

26 4 0
                                    

"Assalamualaikum Bu."
Sapa Raffa pada Evelyn sesampainya dirumah.

"Waalaikum salam. Pas banget kamu baru pulang. Noel, tolong antarkan pesanan ibu yah ke butik, ibu lupa" jawab Evelyn.

"Pesanan apa bu?"

"Dress milik putrinya teman ibu. Hari ini pesanannya harus diambil, tolong ya Noel"

Raffa menghembuskan nafas kasar. Jika boleh jujur, ia sangat capek hari ini. Fyi, setelah Rara dan Raffa menerima hukuman membersihkan seluruh kamar mandi siswa, mereka pun harus terkena skors selama dua hari.

"Dimana pesanannya bu?"

"Di ruang jahit ibu"

Raffa memasuki ruangan yang dipenuhi bahan-bahan pembuatan baju berwarna warni dan mesin jahit disana. Matanya tertuju pada gaun berwarna putih menggantung di antara baju yang lain.

Gaun putih itu sangat sederhana, tanpa lengan dan panjangnya dibawah lutut, namun bisa ditebak pasti yang memakainya akan terlihat cantik memakainya.

Setelah membungkusnya, Noel mengantarkan baju itu ke butik milik ibunya. Evelyn's Butique.

Setelah sampai, Raffa melihat mobil Denis terparkir paling depan. Mungkin ada sesuatu.

Raffa menggantung Dress itu pada tempat yang disediakan. Tak lebih beberapa detik ada tangan yang mengambilnya.

Denis.

Raffa memperhatikan lelaki itu sampai ia berbalik.

Denis menggerakan kepalanya kearah pintu. Mengisyaratkan agar Raffa cepat pergi.

"Ka Denis!! Lo dimana sih"

Raffa sedikit terkejut dengan suara yang ia dengar. Jelas ia tahu itu suara siapa. Merasa mengerti dengan keadaan seperti ini, yang bisa menyulut emosinya jika masih bertanya.

"Gua pergi.." ucap Raffa yang sama sekali tak memandang wajah Denis.

"Tunggu!" Denis mencekal lengan Raffa.

Sehingga Raffa hanya berhenti melangkah, tanpa menoleh sedikitpun.
"Jangan pernah nampakin diri lo lagi, kalo gue lagi sama dia!" Denis mencoba memperingatinya.

Tapi, Raffa tak ingin mengubris. Dan melanjutkan jalan pulang.

Siapa peduli!

Dia tidak benar-benar pergi. Yang ia lakukan adalah melihat perempuan lucu yang sedang memilin baju gaun yang tadi ia bawa, dibalik pintu.

lucunya. Sesuai tebakannya, Rara terlihat cantik memakai gaun tersebut.

***

Saat sampai dirumah, Rara merasa ia tidak seorang diri. Ternyata ibu-tirinya-Vika ternyata sudah pulang dari singapur, mengurus pertemuan bisnis fashion nya disana.

"Kenzie!! Kamu baru pulang?" tanya Vika tiba-tiba sudah berada dibalik pintu.

Rara hanya mengangguk mengiyakan.

"Hari ini kita akan berangkat menuju rumah nenekmu, di Jerman"

"Apa? Kok mendadak?"

"Zie! Dari tadi ibu telfon kamu, tapi tidak aktif"

Ya ampun, ia lupa bahwa sejak pergi bersama Denis, handphonenya kehabisan baterai.

"Siapkan barang yang akan kamu bawa. Sekarang!"

"Ta-tapi sekolah aku?"

RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang