"Don't live if you want leave"
•••
"Hello everibadihh.." sapa Rey di ambang pintu sana.
"Hey bro, apa kabar lo?" Tanya Derry padanya dan membalas pelukan ala badboy dari Rey.
"Aduh.. gak banyak berubah nih tempat, masih sama aja kek dulu. Gue kangen"
Rey menghempaskan tubuhnya di sofa empuk yang ada disana dan memejamkan matanya.Fyi, Reynaldi Luccas adalah mantan ketua di Club Musik ini, dan Raffael Nathan Noel itu sebagai wakilnya saat itu. Tapi karena Rey mencalonkan menjadi ketua osis dan menang, Rey menyerahkan posisinya sebagai ketua di Club Musik pada Raffa wakilnya. Dan sekarang, Rey adalah ketua osis sekaligus ketua basket. Sedangkan Raffa sebagai ketua Club Musik dan ketua futsal.
Karena peraturan seperti itu disahkan oleh sekolah. Jadi, merekapun bisa menjabat menjadi ketua di berapapun organisasi yang diminati, asalkan bisa me-manage waktunya.
Semua sorot mata, terutama adik kelas yang tak terbiasa melihat Rey datang ke ruangan Club musik pun terheran dengan pandangan bertanya-tanya.
"Elaah.. kalian semua ini ngapa liatin gue gitu sih? Malu nih gue" ujarnya.
"Ya kita kan biasa liat kakak diruang osis aja" jawab seseorang yang juga beranggota osis.
"Hehe.. iya nih gue kesini mau nyampein sesuatu, biasalah disuruh kepsek"
"Yaudah yuk mending langsung aja ke intinya" ucap Vino.
"Bentar.." tahan Raffa.
"Rara kemana ya?" Gumamnya yang bisa didengar siapapun.
"Ohiya.. hampir gue lupa. Si Rara kemana Sya, kok gak keliatan?" Tanya Rey pada Tasya.
"Tadi dia izin ke toilet si, tapi udah setengah jam kita nunggu, dia gak balik juga" jawab Raffa.
"Perasaan gue gak enak sih, asli.." Rayhan yang sedari tadi diam, sekarang pun ikut bicara.
"Jangan nakut-nakutin gitu dong kak" rengek Tasya dengan nada sedih.
"Ck.. maksud gue, kayaknya si Rara tuh-"
"Apa? Bertelor lagi? Kebiasaan deh Han ini tuh lagi serius" potong Vino. Mengingat candaan Rayhan ketika di Caffe beberapa minggu lalu.
"Nih anak minta tonjok lo hah?"
"Bukan gitu Vin, perasaan gue gak enak karena..... menurut gue Rara pasti lagi nangis di kamar mandi"
"Kenapa harus nangis?" Tanya Rey.
"Ya.. biasa gebetannya abis selingkuh" Rayhan berbicara sambil melirik kearah Raffa.
"Hah? Mana ada gebetan bisa selingkuh. Yang bener tuh pacar" ucap Rey.
"Yee.. gue jitak juga lu Han. Dasar bigos" ujar Vino.
"Hah? Bigos apaan tuh?" Tanya Rayhan merasa ambigu.
"Bigos tuh, biang gosip" jawab Vino.
"Wuuahahahah bisa aja lu bangsat"
"Woy.. jangan ribut sekali aja bisa gak sih. Liat tuh si Raffa udah ngilang duluan" ucap Derry mendecak pinggang.
Rey pun mengikutinya tanpa kata. Langsung saja dia mengelilingi koridor sekolahnya, mencari keberadaan gadis itu.
Yang ada dipikirannya saat ini adalah, kemungkinan besar Rara masih disekitar sekolah, tapi kemungkinan negatifnya ia takut jika Rara bertemu dengan Revan seperti saat kejadian tawuran dulu. Atau apapun yang jelas dia berusaha menahan rasa khawatir dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rara
Teen FictionBagaimana rasanya mengorbankan orang yang disayang, demi orang yang lebih disayang? -- Ganti Judul dan segera di revisi!! Maaf untuk keterlambatan update. Syeeerly💕