29. Rumah Denis

18 4 0
                                    

"Seharusnya kamu sadar, wanita itu tidak suka dipaksa"

•••

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit lalu, Rara yang memilih membiarkan seluruh murid pulang lebih dulu dan tersisa sedikit.

Karena hari ini terakhir adanya ujian, jadi banyak murid-murid yang bersorak senang dan berlarian menuju gerbang sekolah, menurutnya itu sangat mengganggu, jadi ia lebih memilih pulang agak telat beberapa menit.

Rara berjalan beriringan dengan Raffa yang baru saja melewati koridor kelas 11. Karena arah mereka sama, jadi saling beriringan menuju gerbang sekolah.

Tanpa diketahui Rara, sebenarnya Raffa ingin mengantarnya pulang. Ada yang ingin ia bicarakan diam-diam dengan ayahnya.

"Heh,  Athalla!" Serasa dipanggil, Rara pun menoleh kearah kanan. Ada Denis sedang bersandar pada mobilnya yang berwarna biru tua.

"Ngapain tuh orang manggil gue?" Gumam Rara pada diri sendiri.

Rara hanya dia ditempat, dan Raffa pun sama. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Sinilah bego! Malah ngelamun lagi" teriak Denis lagi.

"Biasa aja dong masnya, ngegas mulu" Rara berjalan mendekatinya.

"Naik" titah Denis, yang kini sudah masuk terlebih dahulu.

Rara masih mematung, tidak mengerti maksudnya.

"Ayo cepetan!"

"Apa sih, gue gak mau!" Tolak Rara tak kalah tegas. Saat ia hendak kembali pada Raffa, Denis turun dan dan mendorong paksa Rara sampai duduk dikursi sebelah pengemudi.

"Apasih lo, gue tuh gak suka dipaksa!" Teriak Rara saat sudah masuk didalam mobil, untung saja tak banyak orang yang melihat.

Lalu mobil itupun pergi menjauh dengan cepat.

Rara melirik Raffa melalui jendela, begitupun Raffa yang melihatnya dengan masih berdiam ditempat.

Kak Raffa gak peka banget sih, gue dikasarin bukannya nolongin malah bengong. Gue pikir dia bakal nganterin gue pulang.

Apa jangan-jangan, ini ada hubungannya sama telepon dari om Zayn tadi?

Mereka sama-sama membatin dalam hati.

***

Kini Rara dan Denis sampai dirumah Evelyn, yang ditinggali juga oleh Denis dan Raffa. Dari tadi, Rara mencoba mengabaikan Denis yang mengoceh tidak jelas mengata-ngatai Rara segala macam, dari manja hingga susah diatur.

Jelas-jelas Denislah yang tidak jelas, membawa anak orang seenaknya saja.

"Ayo masuk, mamah nungguin didalem" Denis berjalan lebih dulu.

Panggilan Raffa dan Denis memang berbeda, Denis yang tak ingin disama-sama kan dengan Raffa.

Rumah ini sangat elegan menurut Rara, banyak barang yang terpajang disana, sangat nyaman sampai-sampai Rara tidak sadar ada Evelyn didekatnya.

RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang