Siang itu, setelah kelas biologi selesai. Murid kelas X Ipa 1 berbondong-bondong mengunjungi kantin, untuk mengisi perutnya yang kosong.
"Nick, Sya, kalian pesen seperti biasa kan? Gue aja yang pesenin" Tanya Rara seraya menawarkan dirinya memesankan makanan.
"Ok Ra" jawab keduanya serempak.
Setelah selesai memesan. Makananpun siap Rara membawa dua mangkuk mi ayam terlebih dahulu milik Nicky dan Tasya.
Brak!!
Mangkuk mi ayam yang ada ditangan Rara jatuh dan membuat isinya tumpah serta mangkuk yang pecah. Disebabkan oleh senggolan seseorang dihadapannya.
"Lo apaan si?" Sahut Nicky yang sudah membantu Rara berdiri. Menantang cewek dihadapannya.
"Ups.... jatoh ya?? Aduuh cian.."
"Heh.. Nat lo keterlaluan tau gak?" Nicky mendorong bahu Natalie sampai tersungkur kebelakang.
"Woy nyantai dong" sahut Velly membela temannya.
"Lo pikir gue bisa nyantai setelah lo dia dorong temen gue kek gitu?"
"Nicky udah.. kita dikantin" Rara melerai perkelahian mereka.
Semua orang yang tengah menyantap makanan dimeja masing-masing memberhentikan aktifitasnya sejenak. Tak terkecuali cewek berambut pirang yang bersidekap sambil menyeringai, hanya berdiri dibelakang Velly dan Natalie.
"Tapi dia-"
"Nick cukup.. lo gak mau kan kita masuk BK cuma gara-gara tiga cewe bar-bar ini?"
"Bar-bar? Maksud lo apa hah? Temen lo tuh Sya yang lebih bar-bar"
Nicky sudah hampir mendaratkan pukulannya ke pipi cewek bermulut pedas dihadapannya. Tapi lagi-lagi Tasya dan Rara yang menahannya.
"Udah ayo kita ke kelas"
***
Sebuah kertas putih polos sedang dihiasi oleh abu-abunya pensil yang berada digenggaman gadis cantik ini. Kini dia sedang berada ditaman sekolahnya. Akibat kejadian dikatin tadi Rara memilih menghabiskan waktunya untuk membuat sketsa gambar. Menggoreskan pensilnya membentuk pemandangan yang sedang dipandang dihadapannya dengan tersenyum kecil.
Lebih tepatnya bukan pemandangan indahnya alam sekolah. Melainkan cowok yang berwajah serius, seperti memikirkan sesuatu dan berbincang dengan rekannya. Rara sedikit demi sedikit menggambarkan raut wajahnya yang dua kali lipat bertambah tampan jika sedang bersikeras memikirkan sesuatu. Itulah yang dikira Rara.
Setelah hampir selesai. Rara sedikit mewarnai dengan pensilnya hanya untuk menebalkan hasil karyanya agar terlihat lebih sempurna.
"Hey.. lagi ngapain lo" sapa seseorang yang telah duduk disampingnya. Entah mulai sejak kapan.
"Diem! Gue lagi serius nih" balas Rara dengan mata tak melirik sedikitpun.
"Gambar paan sih? Gak mau banget diganggu" cowok itupun mengintip sedikit gambaran yang dibuat Rara.
"Oh.. lo lagi gambar anime? Kok gantengnya kek gue yah"
Detik itupun aktifitasnya berhenti sejenak. Perlahan matanya mengarah ke kiri dimana terdapat seseorang yang mengajaknya berbicara. Tak lama kemudian matanya membulat sempurna.
"Kak Raffa?" Pekik Rara. Menyembunyikan hasil karyanya dibalik dadanya.
"Kenapa sih.. setiap ketemu gue pasti lo teriak-teriak kaget gitu. Emang gue setan!"
"Kalo fans gue sih udah biasa teriak-teriak nama gue, sambil memuja kegantengan gue. Gue juga gak keberatan. Toh, menyenangkan hati gue juga. Lah, kalo lo yang teriak gitu gue jadi serasa setan tau gak" lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rara
Teen FictionBagaimana rasanya mengorbankan orang yang disayang, demi orang yang lebih disayang? -- Ganti Judul dan segera di revisi!! Maaf untuk keterlambatan update. Syeeerly💕