Raffa mengantarnya tepat didepan rumah Rara. Kebetulan disana ada ayah Rara sedang berdiri menghadap ke arah mereka.
Rara turun dan diikuti Raffa yang juga turun dari motornya,
"Eh, kak Raffa mau ikut masuk juga?"Raffa tampak tak memperdulikan ocehan Rara, bahkan ia berjalan lebih dulu menghampiri ayah Rara.
Kurang songong apa coba?
Raffa tersenyum dan mencium tangan Zayn-- ayah Rara. Lalu diikuti Rara yang menyusulnya.
"Assalamualaikum, ayah" sapa Rara.
"Waalaikumsalam, hai No--"
"Raffa om," potong Raffa dengan cepat.
Ternyata Rara hanya menjadi nyamuk antara mereka berdua, menyebalkan.
"Ayah, Kenzie masuk dulu ya"
"Iya, iya" jawab ayahnya tanpa menoleh sedikit pun.
Rara menaiki tangga menuju kamarnya, saat sampai ia membuka gorden jendela kamarnya ternyata Raffa masih disana.
Sebenarnya ia sangat penasaran, tetapi gengsinya terlalu tinggi jika menghampiri mereka.
Tring
Kak Raffa:
Gue balik ya, kalo penasaran lo bisa tanya ayah apa aja yang kita omongin.
Tak lama setelah membaca pesan tersebut, suara derungan motor terdengar. Pertanda Raffa sudah pulang.
Sepertinya ia tahu jika Rara sangat penasaran dengan urusan mereka berdua. Tapi tunggu, Raffa memanggilnya ayah. Hell! Seakan mereka sudah dekat sejak dulu, padahal mereka baru saja bertemu.
***
Rara melangkahkan kaki menuju kelasnya dengan lesu, tadi pagi ia gagal membujuk ayahnya untuk bercerita perihal apa saja yang ia omongkan dengan Raffa kemarin sore. Malah, ayahnya itu menuduh bahwa Rara menyukai Raffa, makannya ia ingin tahu semua tentang Raffa.
Padahal ia hanya penasaran saja, soal perasaan, ia sendiri pun tak tahu karena sudah lama tak merasakannya.
Btw, mulai tadi pagi Raffa menjemputnya berangkat sekolah bersama, bahkan Raffa pun ikut meledek Rara yang ingin tahu urusannya dengan ayahnya itu.
Sampai saat ini ia tak sadar bahwa Raffa mengikutinya dari belakang dan mengantarnya kedepan kelas.
"Eh, ngapain?"
Raffa mengacak rambut Rara.
"Belajar yang bener""Always kali, lo gak tau aja"
"Kata Nicky, kalo belajar jiwa lo emang dikelas, tapi pikiran kemana-mana kan?" Tebak Raffa.
"Dih, awas aja si Nicky" lanjutnya dalam hati.
"Tuh, kan diajak ngomong juga"
"Is, gue tuh lagi kesel sama si Nicky. Oh, jadi sekarang kalian berdua sering gosipin gue ya"
"Apaasih, udah sana masuk"
Plak..
Denis yang baru saja datang menampar Raffa menggunakan kertas.
"Ck, apaan sih lo"Tanpa menjawabnya Denis pergi begitu saja, Raffa memungut kertas tersebut yang ternyata adalah sebuah surat.
"Surat apa kak?" Ucap Rara yang sedari tadi menonton aksi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rara
Teen FictionBagaimana rasanya mengorbankan orang yang disayang, demi orang yang lebih disayang? -- Ganti Judul dan segera di revisi!! Maaf untuk keterlambatan update. Syeeerly💕