18. Strange

47 6 0
                                    


Hari-hari seperti biasa Rara jalani. Walaupun dengan daya semangat yang sangat rendah. Dengan langkah gontai ia memasuki kelasnya, rupanya sampai waktu istirahat pun ia masih dengan perasaan yang sama, yaitu lesu, gelisah, and mager. Hrr.. itulah bahasa yang biasa anak muda pakai jika dalam keadaan seperti Rara.

Walaupun Tasya dan Nicky telah menawarkan akan membelikan Rara makanan dari kantin. Tetap saja Rara menolak untuk makan sedikitpun walaupun belum sarapan sejak tadi pagi.

Mengingat kejadian kemarin dikantin. Rara jadi enggan untuk ketempat itu lagi. Ia lebih memilih mengistirahatkan tubuhnya dengan tertidur. Mengingat tadi malam ia hanya tidur dua jam saja. Entah kenapa memikirkan hal kemarin sejak bertemu Dinar, ia tidak bisa berhenti penasaran dengan dia. Apalagi ia mengatakan berpacaran dengar Revan mantannya itu.

Untuk apa Revan kembali ke kehidupannya dan meminta mengulang semuanya. Ternyata dia sendiri yang lebih dulu melupakan Rara.

Melupakan hal yang dipikirkan Rara semalam. Hari ini ia memilih menyembunyikan diri, atau apapun bahasanya, yang jelas sekarang ia sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.
Dan perpustakaan adalah pilihan yang tepat. Memilih bangku paling pojok dan menenggelamkan wajahnya dibalik buku. Padahal yang ia lakukan bukan membaca buku, melainkan tidur. Ya apalagi memangnya? Modus siswa memang seperti itu.

Merasa ada sesuatu yang bergerak dibangku sebelahnya Rara sedikit Menyerngitkan dahi.

"Ngapain woy.. molor tuh dirumah"

Dan benar saja ada yang mengganggunya saat ini. Ternyata memilih tempat paling sepi sangatlah sulit jika berada di lingkungan sekolah. Kecuali dirumahnya sendiri.

Rarapun melirik tepat kepada si pengganggu.

"Aduuh.. Jason. Bisa gak sih gak usah ganggu gue"

Ternyata dia adalah Jason. Siketua kelas sok jago tapi nyalinya cetek saat dihadapan Denis and The Gang.

"Haha... canda elah, iyaa udah terusin aja molornya" Jasonpun melanjutkan membaca buku yang tadi ia ambil asal dari rak buku.

Tidak berniat mengubrisnya Rarapun kembali tertidur. Tapi tiba-tiba..

Tok..

Tok..

Tok..

"Jason.. apalagi siii????" Tanya Rara setengah berteriak pada Jason yang berwajah pucat pasi.

"Bu- bukan gu- gue. Ituu.." Jason mengarahkan telunjuknya pada seseorang dihadapan Rara. Kali ini arah pandangnya kepada seseorang dihadapannya.

Sambil menghembuskan nafas panjang dan mengatakan.
"Mau apa lo?! bisa gak sih gak ganggu hidup orang terus" tanyanya kepada cowok itu.

Yang ditanya malah menampilkan smirknya.
"Salah kalo gue ganggu? Toh, ini juga perpus, tempatnya siswa belajar. Bukan molor!"

"Tapi kali ini gue maunya molor"

Rara menutup mulutnya karena berbicara terlalu keras dan dapat pelototan tajam dari sang penjaga perpus.

"Pergi lo"

Cowok itu mengangkat sebelah alisnya.

"Lo ngusir gue? Gak salah?"

"Maksud gue itu. Lo kan bisa cari tempat lain"

"Kalo gue gak mau??"

"Kak Denissss!"

Brak.
Teriakannya kali ini penjaga perpus itupun menggebrak mejanya.

"Berisik lo"

"Ini karena lo"

Denis terlihat meneliti wajah Rara. Lalu, setelah itupun angkat kaki meninggalkannya.

RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang