"woi ini kita mau dieksekusi?!" teriak salah satu cowok berkulit sawo matang yg sepertinya sehabis menguping.
Setelah mendengar teriakan cowok itu seketika semua mulai menegang, seolah takut akan yg terjadi setelah ini.
Begitupun dengan manusia-manusia kelompok 2 tak terkecuali vira.
Sedari tadi vira memang sedang sangat gelisah, mengingat ini hari terakhir dalam minggu penyisihan, tentu saja akan ada yg tersingkir hari ini, entah siapa, semua memiliki posisi yg sama sekarang, vira tak bisa menebak atau apapun itu, sungguh ia benar-benar takut, takut kalau-kalau namanya salah satu dari 6 orang yg akan tersingkir.
"gue takut gue bakal tersingkir dan gk bisa jadi paskibra sekolah, gue sih gpp kalau jadi pleton cadangan, tapi kalau sekarang gue kesingkir gue gk akan jadi apa-apa." ucap qila pada teman sekelompoknya ~vira,tika,monic,govin.
"sama sih, gue juga takutnya gitu, apalagi kita kan kelompok yg dipantau langsung sama kak vian, kita gk bisa mintak bantuan pelatih buat nambahin nilai kita di laporannya." ucap monic.
"udahlah guys, sans aja, apa yg terjadi nanti itu udah takdir, lagian firasat gue diantara kita gk ada yg kesingkir." ucap govin mencoba membuat teman-temannya berpikir positif.
"iya juga sih, govin bener, apa yg terjadi adalah takdir, dan menurut gue kak vian juga gk pernah menunjukkan sikap kalo kita gak layak." ucap tika.
Namun mereka tetaplah tak bisa dipastikan bahwa tidak akan tersingkir, mengingat disini semuanya memiliki posisi yg sama.
Di lain tempat di sebuah ruangan duduk beberapa orang dengan menggunakan almater hitam berbenang emas bertuliskan PASKIBRA dan lambang Garuda didada, mereka duduk di meja berbentuk persegi panjang dan mendiskusikan sesuatu disana, terlihat satu demi satu anggota paskibra itu menyampaikan laporannya pada vian yang duduk di depan layar proyektor.
Setelah semua laporan disampaikan vian dan yg lainnya mendiskusikan sesuatu yg terlihat sangat serius.
Setelah itu mereka keluar bersamaan dari ruangan itu dan segera menuju lapangan.
Di lapangan para calon anggota baru Paskibra RIS yang melihat kakak kelas yg notabenenya adalah pelatih mereka berjalan kearah lapangan langsung menegang seketika.
Mereka seakan membeku sekarang, rasanya untuk menggerakkan jari saja susah.
Satu perintah berbaris dari vian membuat mereka berbuat sigap dan langsung melaksanakan perintah.
"kelompok dua kalian kakak harap pisahkan diri dari barisan."
Satu kata itu yg keluar dari mulut vian seketika membuat vira dan anggota kelompok dua yg lain menegang, setengah hati mereka sudah pasrah, dan pikiran mereka sudah kacau, tapi kata selanjutnya berhasil membuat mereka terbang.
"kalian adalah lima orang terbaik, kakak pikir kalian bakal sedikit curiga, tapi ternyata kalian gk curiga sama sekali, hanya itu kelemahan kalian, kakak rasa kalian gk ngerti?! Jadi gini ceritanya, pas pelatihan privat itu kakak emang gk mantau kalian langsung tapi beberapa kali kakak sering ngawasin kalian, bukan kalian aja tapi semuanya, pas pengawasan itu kakak ngerasa kalian~kelompok 2 punya kemampuan yg hebat, kalian juga berdisiplin tinggi, apa kalian tidak sedikit pun gk curiga, kalau kalian perhatikan kalian ini dilatih anggota inti semua pengurusnya bahkan, pas latihan yg lain sibuk sama hadap kanan, kiri, hormat, dll sedangkan kalian gk ngapa-ngapain, memang kakak menyuruh kalian mengenal lebih dekat kami, itu hanya untuk mengisi waktu kalian, sebenarnya kakak bisa saja liburkan kalian, tapi kakak takut kalian akan manja makanya kakak kasi misi mengenal lebih dekat itu, kakak ingin kasih tau sama kalian, kalian itu kurang meningkatkan rasa curiga kalian, dan ketelitian kalian menganalisa sesuatu, kakak harap kalian bisa tingkatkan itu di misi berikutnya, sambil menunggu yg lain latihan persiapan seleksi pleton inti dan cadangan, sampai ketemu dua hari lagi dengan misi baru kalian."ucap vian yang langsung diakhiri dengan sorakan bahagian kelompok 2 meski masih ada tugas dua hari lagi tapi menjadi peserta terbaik adalah hal yg benar-benar membanggakan bagi mereka.
Kelompok dua pun memisahkan diri dari semua teman-teman mereka yg sekarang sedang melakukan senam jantung dan harap-harap cemas agar tak di eliminasi.
Kelompok dua memilih untuk pergi ke kantin, mereka ingin merayakan hal ini dengan sekedar makan bakso atau siomay di kantin.
Bahkan mereka sidikit tidak percaya bahwa mereka adalah peserta terbaik.
"huhh kak vian itu tadi udah bikin gue pingin nangis" ucap tika setengah kesal pada vian karena telah menggantung kalimat tadi.
"iya gue juga udah pasrah banget" ucap monic.
"sama, tapi kata-kata setelahnya buat gue terbang." ucap vira.
"kan gue udah bilang" ucap govin sambil menggesekkan ibu jari dan telunjuknya di dagu.
"dari pada bahas yg tadi dan kepedean govin semakin meningkat, alangkah baiknya kita pesen makan" ucap qila bergaya seperti pembawa acara.
"qil gue es jeruk sama siomay" pesan monic.
"gue mau mie ayam sama es teh" pesan govin juga.
"kalau gue mie ayam sama es jeruk" tambah tika.
"gue sama kayak tika" ucap vira.
"loh kok gue yg pesen?!" tanya qila dengan wajah kesal.
"Yang tadi nyuruh kita gk ngomong trus mesen makan siapa?!" tanya monic balik.
"emm bener tuh" tambah govin.
"iya-iya gue pesenin, apa tadi yg kalian pesen?" ucap qila akhirnya.
"gue es jeruk sama siomay" ulang monic.
"gue mau mie ayam sama es teh" ulang govin juga.
"kalau gue mie ayam sama es jeruk" ulang tika juga.
"gue sama kayak tika" ucap vira.
Mereka pun mengobrol sambil menunggu qila datang membawa pesanan mereka.
Vira yg ingin pergi ke toilet sebentar pun pamit pada teman-temannya.
Lalu vira berjalan ke toilet dekat kantin.
Di perjalanan ke toilet vira berpapasan dengan vian.
Tak seperti biasanya kali ini vian memasang wajah dengan senyum manisnya yg mampu membuat siapa saja terpesona.
Termasuk vira sekarang ini.
Vira membalas dengan senyum paling manisnya.
Lalu vira kembali berjalan ke arah toilet sedangkan vian ke arah kantin.
Setelah selesai dengan urusannya di toilet vira kembali ke meja teman-temannya.
Vira benar-benar tak menyangka kalau vian sekarang sedang tertawa lepas bersama govin.
Vira memang sudah terbiasa melihat vian tertawa bersama kakaknya tapi ini, bersama adik kelas, sungguh ini pemandangan langka yang harus diabadikan.
Vira menghampiri meja teman-temannya dan ikut bergabung ke dalam obrolan receh yg dibuat govin dan yg lainnya.
Tak lama setelahnya qila datang membawa pesanan mereka.
Mereka pun menghentikan kegiatan yg tak berfaedah itu dan mulai menyantap makanan mereka ditemani vian.
Tolong camkan: DITEMANI vian.
***
Halo para viran lovers👋.
Aku kangen deh ama kalian, beberapa hari ini aku jarang update.
Ralat, bukan jarang tapi gk update.
Maafkanlah daku yg tak punya kuota, jadi gk bisa update.
Viran lovers: dasar author gk bermodal.
Nasib anak-anak kantong kering ya begini, mau gimana lagi.
Viran lovers: neh kan ini author curhat colongan lagi!
Yaudah lah ya yg penting sekarang udah ada kuota lagi, jadi bisa update.
Yey 🎉🎉
Vote dan commentnya jangan dilupa!
KAMU SEDANG MEMBACA
PASKIBRA [Completed]
Подростковая литератураKisah Alvira anastasya rarendra yang bertemu dan dekat karena suatu hal dengan Devian nalando hendrawan. Ketua Paskibra beda generasi ini terlibat dalam suatu perasaan yang cukup sulit. Lalu bagaimana jadinya kisah mereka? Silahkan baca :)