Hari ini vira datang ke sekolah bareng kakaknya tristan karena vira tak ingin menjadi pandangan umum saat dia berjalan di koridor akibat ulah tristan yg memposting fotonya kemarin.
"tuh kan bang pada ngeliatin aku semua" keluh vira pada kakaknya itu.
"aduh dek itu biasa kalik" jawab tristan santai.
"iya abang biasa aku kan nggak" keluh vira lagi.
"yaudah sekarang belajar buat terbiasa" tristan kembali menjawab dengan santai.
"tau ahh males ngomong ama bang tristan, aku ke kelas duluan" vira pergi menuju kelasnya dengan menghentak-hentakan kaki sementara tristan pergi ke kelasnya yang ada di depan kelas vira sambil geleng-geleng melihat kelakuan adik semata wayangnya itu.
***
Saat sampai di dalam kelas tak biasanya seperti ini, hening, biasanya jika vira sampai di kelas teriakan sahabatnya~tika akan menggema ditelinganya.
Saat vira duduk di tempat duduknya sahabatnya juga tak menyapanya, vira bingung apa yg terjadi pada sahabatnya.
"ni anak kenapa sih?!" tanya vira dalam hatinya.
Baru saja vira ingin bertanya ada apa dengan tika bel masuk sudah berbunyi dan guru fisika yg akan mengajar segera masuk, jadi vira terpaksa menghentikan niatnya.
Kringg.
Bel istirahat pun akhirnya berbunyi membuat seisi kelas XI IPA 1 bersorak gembira, begitupun dengan vira karena ia bisa segera bertanya ada apa dengan tika.
"tik" panggil vira "lo kenap---" belum sempat vira melanjutkan ucapannya dia dikejutkan oleh salah satu teriakan temannya~ elya.
"woi woi kak tristan pingsan dilapangan liat kuy" teriak elya pada semua teman-temannya dikelas.
Vira yg mendengar itupun langsung berlari ke arah lapangan dan melihat kakaknya sudah dibopong ke UKS oleh teman-temannya, kini takut akan tatapan orang-orang tak berlaku lagi baginya yg ia pikirkan sekarang adalah bagaimana keadaan kakaknya tristan.
Setelah sampai di UKS vira segera menerobos teman-teman tristan yg sedang mengelilingi ranjang tempat tristan dibaringkan.
Kini vira tak bisa lagi menahan air matanya yg sejak tadi ia tahan, tangisnya langsung pecah saat melihat darah segar keluar dari hidung kakaknya, kini vira merasa bersalah karena membiarkan kakaknya kelelahan, padahal jelas ini bukan salahnya.
Teman-teman tristan yang melihat vira menangis langsung saling pandang, mereka semua mengidikkan bahu pertanda tak tau.
Vian yg sebenarnya memiliki hati lembut merasa tak tega melihat vira menangis dan entah dorongan dari mana vian langsung menarik vira dalam pelukannya.
Rizky, Aldo, dan Septian yg melihat kejadian itu seakan masih belum percaya bahwa orang yg mereka lihat itu adalah vian, Devian nalando hendrawan sahabat mereka yg cuek, dingin, dan irit bicara memeluk bahkan seseorang yg tak ia ketahui namanya.
Vian merasa ada yg aneh saat ia memeluk gadis ini gadis yg sedang menangis dalam pelukannya, ia merasa sesuatu yg berbeda pada gadis ini, namun ia tak mengerti apa itu, tak mau kejadian masa lalunya terulang vian langsung melepaskan pelukannya saat dirasa tangisan vira agak mereda.
Setelah melepaskan pelukannya vian langsung pergi keluar tanpa mengatakan apa pun membuat sahabat-sahabatnya bingung.
"kenapa tuh anak satu, tadi manis meluk-meluk, ehh sekarang balik lagi jadi es batu" ucap rizky yg benar benar bingung atas sikap vian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASKIBRA [Completed]
Teen FictionKisah Alvira anastasya rarendra yang bertemu dan dekat karena suatu hal dengan Devian nalando hendrawan. Ketua Paskibra beda generasi ini terlibat dalam suatu perasaan yang cukup sulit. Lalu bagaimana jadinya kisah mereka? Silahkan baca :)