#1 HighestRankofGelap's Story
PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT.
WARNING : HATI-HATI!
EMOSI JADI CAMPUR ADUK KEK NASI CAMPUR *Eh, AKIBAT MEMBACA CERITA INI.
STORY : Dear, My Family
Story By : Aldia_Fn
Amazing Cover by : Tezzyy-
*.*.*
Dibenci tanpa tahu se...
Perhatian! Chapter ini mengandung adegan kekerasan yg lumayan banyak. Bila tidak ingin membacanya, skip saja bagian adegan itu! Tolong sikapi dengan baik hal ini.
-.-.-
Author Pov...
Dengan balutan celana jeans hitam ketat, lalu kaos oblong berwarna coklat di lapisi jaket kulitt berwarna hitam, dan sepasang sepatu boots hitam, gadis dengan rambut yg di ikat menjadi satu itu, berjalan ke restoran.
Elisa kali ini bersama dengan tim Alpha sedang menjalankan misi abadi mereka, yaitu menjaga keluarga Whistey. Lengkap dengan Si Albert pun tak luput dari penjagaan mereka.
'Roger, Fox and Wolf'
Tiba-tiba walky-talky yg dibawa Elisa berdering dengan samar. Elisa langsung saja mengangkat Walky-Talky itu mendekat ke bibirnya.
'Fox, kelabui 2 mobil hitam di arah jam 3 tempatmu. Bila mereka melawan, kau tahu harus apa.' Suara berat seorang pria terdengar memberikan intrupsi untuk Fox-Elisa.
Dengan awas dan gerakan sigap yg telah terlatih, Elisa dengan cepat mendekati 2 mobil yg kini melaju di sebuah rumah tua berjarak sekitar 500 meter dari restoran.
Dor! Dor! Ciit!
Dua mobil beriringan itu berhenti seketika, setelah sejenak oleng. Dengan pistol Baretta 92, Elisa menembaki ban mobil depan kedua mobil itu. Pandangannya menjurus, mesih dengan pistol digenggamannya, menatap pergerakan 2 mobil itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Jenis menegah, lumayan mudah.' batin Elisa saat satu per satu orang berpakaian serba hitam keluar dari mobil itu.
Dengan langkah pasti, Elisa mendekati mereka-sekitar 10 orang lelaki- dengan ekspresi datar, dilengkapi senyum mengejek.
"Apa yg kau lakukan? Hah?!" salah seorang terdepan dari barisan itu, bertanya kepada Elisa dengan nada setengah membentak.
Senyum mengejek itu, masih terpantri. "Kau dengan sembilan temanmu pasti mengincar aset dan keluarga Whistey, 'kan?"
"Cih. Lebih baik kau pergi, sebelum tubuhmu pulang tanpa jiwa lagi." Ancam orang itu lagi.
Masih dengan ketenangan, "Jika kau bisa, hadapi saja aku," Elisa menjawab sembari menyeringai.