"Silent Reader itu gak menjengkelkan, kok. Bagi aku sendiri. Itu hak kalian. Dan aku gak berhak kzl atas itu. Aku gak bisa maksa kalian supaya suka sama cerita buatanku. Menurutku itu sikap yang egois. Karena aku pun pernah menjadi seorang silent reader, muehehe... :) "
Happy reading, guys!
***
Elisa menguap lebar, saat memasuki kelas. Banyak mata yg melihatnya penasaran. Bagaimana tidak, hari ini Elisa tampil tak biasa. Dengan lingkaran hitam di sekitar mata, hidung merah, dan wajah yg sedikit membengkak.
Gadis itu perlahan mendudukkan tubuhnya, dibangku. Disusul oleh kepalanya yg tenggelam di atas lipatan tangan.
Dia menghembuskan napas dalam-dalam sesaat. Gadis remaja itu perlahan mencoba mengosongkan pikiran, namun pikirannya lagi-lagi berpusat pada kejadian tadi malam.
Brak!
Dengan spontan, Elisa langsung mengangkat kepalanya, terkejut. Saat dia ingin memarahi orang yg membangunkannya, bibirnya langsung tertutup rapat. Bukannya marah, malah sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman indah.
Dia membalas senyum Albert yg manis, tak kalah manisnya.
Secara bersamaan, mereka mengucapkan 'Selamat Pagi~' dan tak lama keduanya terkikik geli.
Benar-benar khas, orang kasmaran.
***
Flashback On :
At 22.00.
Elisa masih bergelung dalam selimut, dan ternyenyak dalam tidurnya. Gadis itu sesekali bergerak, mencari posisi senyaman mungkin.
Namun, ada yg aneh dengan Elisa. Beberapa kali dia terus bergerak dengan gelisah di atas ranjang Kingsize itu. Keringat terus bermunculan di dahi dan lehernya. Bibirnya tak henti-henti menggumam, namun tanpa suara.
Mimpi.
Di ruangan putih yang menyilaukan, Elisa berada tepat di tengah. Dirinya masih memakai piyama putih panjang bahan sutera miliknya yg hanya sesekali digunakan. Pandangannya jatuh pada 2 pintu di hadapannya.
Pintu putih, bertuliskan 'Baik'.
Pintu hitam, bertuliskan 'Buruk'.
Dengan ragu Elisa berdiri di tengah-tengah, antara Pintu Putih dan Pintu Hitam tersebut.
Tangannya bergetar karena ragu. Dia mengangkat tangan kanannya namun belum juga menentukan pilihan-handle pintu.
'Baik, atau Buruk?!
Baik, atau Buruk?
Akh, ini membuatku pusing!'
Batin Elisa.Ya, aku harus memilih kehidupan Burukku dulu.
Entah apa yg dipikirkan Elisa kala itu, dengan nekad dia memilih pilihan utamanya. Tangannya langsung memutar handle pintu, Buruk.
Awalnya hanya kepekatan yang menyambut gadis itu. Tak lama saat ia melewati pintu itu tubuhnya secara tiba-tiba langsung berputar dan melayang. Itu yg dirasakan Elisa, hingga ia menutup rapat kedua matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Family (REVISI)
Novela Juvenil#1 HighestRankofGelap's Story PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT. WARNING : HATI-HATI! EMOSI JADI CAMPUR ADUK KEK NASI CAMPUR *Eh, AKIBAT MEMBACA CERITA INI. STORY : Dear, My Family Story By : Aldia_Fn Amazing Cover by : Tezzyy- *.*.* Dibenci tanpa tahu se...