CHAPTER 15

8K 435 0
                                    

"Jikalau benar perpisahan itu akan terjadi, aku merelakanmu.
Satu hal yang tetap kuingat, bahwa kau adalah satu-satunya orang yang 'berwarna'. "

Btw, w bakal ubah bahasanya mulai chapter ini! Aing bakal ubah bahasanya menjadi bahasa yang lebih ringan dan gahool.

So, Happy reading, gaeezz!

***

15. Let's Begin!

Elisa mendengarkan penjelasan Bu Tuti-Guru Bhs. Indonesia -dengan cermat. Hal-hal penting yang disampaikan Bu Tuti tak luput dari notes Elisa. Gadis itu nampak gigih, di Sabtu mendung itu.

Jelas, hari senin mendatang dia sudah akan melaksanakan TO tingkat Kabupaten. TO yang akan membuat Elisa berjuang kali ini, tak seperti TO-TO sebelumnya.

Tuk!

Sebuah kertas jatuh di depan Elisa. Kepalanya celingukkan mencari asal kertas ini. Hingga matanya beradu dengan pandangan Albert yang tersenyum. Jari telunjuk Albert terus menunjuk kertas yang dipegang Elisa.

Tanpa bicara, Elisa perlahan membukanya.

Albert : Kenapa kau harus segigih itu? Hm? Mau mengalahkanku? Tenang, dan percayalah. Bahwa kau...

Tetap akan kalah! ; )

Elisa menatap tajam Albert. Tak lama, kertas itu diremuk dan kembali dilempar ke asalnya, Albert.

Albert terkekeh pelan saat melihat balasan Elisa.

Elisa : Aku sebenarnya tak harus segigih ini, karena sudah pasti nantinya aku yang menang. Aku hanya memiliki banyak semangat untuk mengalahkanmu, Tuan Percaya Diri.

Kembali, tangan Albert berhasil membuat pulpen menari di atas kertas kusut itu.

Tak lama kertas itu kembali dilempar ke meja Elisa, saat Elisa sedang sibuk mencatat.

Albert : Jangan terlalu gigih, nanti kamu capek. Dan-please-jangan pasang ekspresi seserius itu.

Elisa : Kenapa? Itu masalah buatmu? I don't care, Duck.

Setelah itu, Elisa kembali mencatat sehabis menimpuk kepala Albert dengan kertas itu.

Albert melotot tak percaya. Duck? She's crazy? Makhluk setampan ini, di samakan dengan hewan secerewet itu? Mata Elisa tak sakit atau rusak, bukan?

Oke, Albert ngawur.

Albert, kini melempar kertas itu kembali ke Elisa.

Albert : What the?! Kau menyamakan aku yang setampan ini dengan DUCK?
HEI, AKU SEORANG ALBERT, LHO.

Astagah aku tak percaya ini. Intinya, jangan memansang wajah seserius itu.

Awalnya Elisa tertawa, namun sedetik kemudian Elisa mengerutkan dahi. Kenapa orang ini sangat PD?!

Elisa : Memangnya kenapa?

Dear, My Family  (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang