"Pernah gak, sih, suka diem-diem ma orang dan ternyata dia juga suka sama lu. Sama, gue juga gak pernah."31. If i can, you can't.
***
PERHATIAN!
Projek DMF telah dirilis dari akhir Juni 2018 dan akan berakhir pada bulan Februari hingga April 2020. Disertai pembaharuan revisi DMF.
Akhir tahun ini, saya akan menyelesaikan revisi DMF sepenuhnya dan akan membuat cerita ini rampung dan lebih padat disertai konflik yang mengejutkan, juga akan menghapus beberapa elemen dalam cerita ini agar terlihat lebih realistis.
Setalah DMF versi revisi dipublish, tidak menutup kemungkinan bahwa DMF akan diangkat menjadi anak dari sebuah penerbit, alias akan muncul versi fisik dari DMF.
Tahun depan, project yang akan saya luncurkan terdiri atas dua;
* First (Meet) Love {Judul bisa diubah}
* Sekuel dari DMF dengan judul yang nantinya akan kita tentukan bersama; voting.Saya berterima kasih atas semua pihak yang mendukung hingga DMF menuju akhir seperti ini.
***
Elisa lagi-lagi melakukan misi. Ingin menguji—lebih tepatnya, padahal ia sudah menentukan putusan akhirnya. Gadis itu akan kembali pergi, ini untuk terakhir kalinya. Elisa rasa, selama beberapa waktu di mansion keluarga Robert cukup untuk mengisi amunisinya.Setidaknya kali ini berbeda. Ia bisa melihat Stark tanpa takut, bisa melihat bahkan mengobrol bersama Azriel dan Arka tanpa sungkan, dan juga bisa leluasa melihat ibunya beraktivitas. Sesederhana itu, tapi Elisaa dahulu benar-benar memimpikan hal seperti ini saat tubuh kecilnya sering diselimuti dinginnya hawa gudang penyimpanan dulu.
Elisa melangkah ke dalam kamar, lalu membuka lemari. Ah, semuanya masih sama. Piagam, baju, kunci mobil, kartu kredit, masih tersimpan apik.
Elisa kembali memflashback.
Dulu, Elisa membeli tiap barang yang diberikan padanya, persis. Ia menyimpan tanpa menyentuh sedikitpun pemberian keluarganya, dan dengan kerja kerasnya membeli hal-hal yang gadis itu inginkan. Tak mengapa, membeli hal-hal persis seperti itu akan membuat keluarganya mengira Elisa "mengenakan" dan masih seorang gadis yang tak bisa apa-apa tanpa uang Stark. Cih!
Gadis berambut coklat sepunggung itu kemudian berjalan membuka pintu putih kamarnya dan turun memijak tangga. Ini masih pukul 12 siang, dan keluarganya pasti sedang makan siang.
Smirk muncul di wajah gadis itu. Sepertinya ia harus membuat sesuatu lebih menarik.
Ia berdehem kecil saat memasuki ruang makan, mengiring tiap mata memperhatikannya. Elisa kemudian terbatuk kecil dengan sengaja, kembali menyorot perhatian saat Eliza akan membuka suara.
"Kau tidak apa-apa, Lisa?" Tanya Arka pertama kali, Elisa hanya tersenyum simpul membalas.
"Pretty good, thanks." Ucap Elisa seraya menduduki kursi yang tadinya ditarik mundur oleh Azriel.
"Ah, sup jamur. Looks so yummy!" Ujar Elisa berbinar. "Eliza, bisa tolong ambilkan mangkuknya?"
Eliza langsung menatapnya sinis, namun tatapan orang-orang di meja makan itu mau tak mau harus membuat Eliza berlagak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Family (REVISI)
Teen Fiction#1 HighestRankofGelap's Story PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT. WARNING : HATI-HATI! EMOSI JADI CAMPUR ADUK KEK NASI CAMPUR *Eh, AKIBAT MEMBACA CERITA INI. STORY : Dear, My Family Story By : Aldia_Fn Amazing Cover by : Tezzyy- *.*.* Dibenci tanpa tahu se...