CHAPTER 20

8.4K 497 33
                                    


20. Keberhasilan, Sukses!

Ariana Grande - I Don't Care.

Gak tau nih lagu cocok apa kagak, soalnya pas nulis nih chapter dengerin lagu ini terus, wkwk.


Happy Reading.

•...•...•


Hari ini adalah hari pengumuman peringkat TO kemarin. Elisa tadinya ingin berangkat ke sekolah sendiri, namun berhubung Ray tiba-tiba menjemput tanpa menghubunginya, Elisa tak bisa menolak untuk ikut dengannya.

Well, yang hampir setiap hari menjemputnya adalah Albert. Namun, belakangan ini mereka hanya berbicara seperlunya. Walau dalam hati Elisa mulai merindukan lelaki sejuta pesona itu.

"Selamat pagi, semuanya." Pak Kepala Sekolah membuka sambutannya dengan hangat di pagi yang cerah ini. Para siswa maupun siswi sudah berbaris rapi sesuai kelas.

"Hari ini adalah hari pengumuman nilai untuk kalian semua. Baik, langsung saja ke intinya. Saya akan memanggil 10 nama peserta yang berhasil memegang peringkat 10 besar."

"Peringkat ke-10 adalah, Rasya Larassia, kelas 12 IPA1 . Peringkat ke-9 adalah Daren Wijaya, kelas 12 IPA3. Peringkat ke-8 adalah Ramanda Revana, kelas 12 IPS1. Peringkat ke-7 adalah Andien Sucyah, kelas 12 IPS1. Peringkat ke-6 adalah Monica, kelas 12 IPA3. Peringkat ke-5 adalah Devina Aurellia Marcher, kelas 12 IPA2.

"Sekarang adalah peringkat lima besar. Peringkat ke-5 adalah Albert Harris Whistey, 12 IPA2. Peringkat ke-4 adalah Eliza Belianna Robert, 12 IPA1. "

Eliza melotot tak percaya. Peringkat 4?!

"Peringkat 3 adalah Raynand Wiraja Golber, kelas 12 IPA1. Peringkat ke-2 adalah Airlyn Octobria Merland, kelas 12 IPA2."

"Dan peringkat pertama, sekaligus menduduki peringkat pertama TO se-provinsi adalah Elisa Valiana!"

"Apa?" Elisa berdesis tak percaya.

Bukan hanya Elisa, bahkan satu lapangan kini menoleh heran bercampur tak menyangka ke arah Elisa.

Tiba-tiba Eliza berteriak.

"Dia pasti curang! Tidak mungkin Elisa peringkat pertamanya!!!" Sentaknya.

"Aku tahu dia tak mungkin se-cerdas itu! Elisa pasti menyontek!"

Kini ia hanya mendapat tatapan cemooh dari orang-orang. Di dalam pikiran semua orang terlintas satu pernyataan, apa dia tak punya kaca?

Harusnya si Eliza itu bersyukur bahwa ia masih bisa mendapat peringkat tinggi itu, tapi dia malah menuduh orang lain yang tidak-tidak. Sudah jelaskan, Eliza sudah mendapatkan 'hukum sosial'.

Tiba-tiba lapangan dipenuhi suara berbisik walau sebenarnya bukan hanya bisikan biasa, namun bisikan yang sengaja dikeraskan.

"Apa Eliza tidak sadar?"
"Perempuan tak tahu malu!"
"Tukang curang berteriak curang? She is insane."
"Aku sekarang simpati pada Elisa daripada bidadari busuk itu, Eliza."
"Cih, Eliza benar-benar tak tahu diri."

Elisa dan Devina melebarkan senyumnya kala mendengar bisikan penuh hujatan kepada Eliza. Keduanya senang kala melihat Eliza yang kini wajahnya memerah menahan amarah.

Guru-guru segera mengalihkan itu semua lewat pemanggilan ke-sepuluh peringkat tertinggi ke podium.

Penyerahan hadiah berlangsung lancar, diiringi riuh tepuk tangan menggema. Cahaya blitz ikut andil dalam momen itu.

Dear, My Family  (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang