CHAPTER 29.1

3.2K 183 9
                                    


29. Whatever

"Kadang, orang gak butuh cermin untuk mengaca. Melainkan ia butuh seseorang yang 'lebih' darinya agar ia bisa iri, dulu."

***

Berminggu-minggu telah berlalu. Kini Elisa telah menetap kurang lebih 2 bulan di dalam lingkup keluarga Robert.

Mau tak mau, ia sudah harus melaksanakan Plan A; bermunafik-ria.

Eliza semakin jarang pulang. Elisa memanfaatkan hal itu untuk semakin akrab dengan Arka dan Azriel. Walaupun begitu, gadis penyuka film Voice itu masih menyapa kedua orang tuanya walau terkesan menjaga jarak.

Malam ini akan ada acara di rumahnya. Anniversarry Robert Corp. & Build., yang tentunya akan sangat megah.

Waktu masih menunjukkan pukul tujuh malam. Sebentar lagi ada dinner sebelum acara dimulai. Elisa tengah bersiap memakai riasan dengan look little bit bold di bagian mata. Bibir tipisnya tampil glossy pink cemerlang. Dan highlighter Becca Cosm. kebanggaan semua orang kini membuat wajahnya seakan sempurna.

Pertama kalinya Elisa berani memakai gaun berpotongan rendah dengan model jatuh berwarna biru malam. Gaun pattern dan memiliki ornamen unik itu sudah lama ia simpan. Elisa sendiri yang menjahitnya kala ia pertama kali ke luar rumah.

Tidak memiliki pakaian, tak dapat makan dengan benar; Elisa bekerja di seorang penjahit dan diberi upah makanan beserta uang saku yang tak begitu besar.

Kain biru malam itu dihadiahkan kepada Elisa. Elisa juga tak sungkan memungut kain sisa penjahitan guna menghias gaun impiannya.

Akhirnya, gadis itu bisa memakai gaunnya.

Elisa tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Ia sudah tampil cantik dan akan menjadi luar biasa cantik. Ah, mendadak ia teringat Eliza. Bagaimana jika Elisa membuatnya iri?

Elisa mengepang rambut cokelatnya lalu menggelungnya dengan gerakan memutar ke atas. Anak-anak rambut ia biarkan menjuntai yang memberi kesan lebih muda. Selanjutnya gadia itu memakai anting-anting dan kalung berwarna putih gading yang mengkilap.

Elisa sudah siap dan ia juga yakin, sudah ada yang menunggunya.

Dengan percaya diri Elisa berjalan dengan ringan.

Saat membuka pintu Elisa langsung berhadapan dengan Arka.

"Fyuh, you look so amazing, babe. "

Dengan tas tangannya Elisa langsung memukul kepala Arka. Elisa mendengkus kuat.

Arka mengaduh kesakitan namun setelahnya tertawa riang. Kakak keduanya itu memberi tangannya untuk Elisa gandeng.

Elisa menarik bibir dan langsung mengaitkan tangannya ke lengan Arka dengan anggun. Selanjutnya mereka turun melewati tangga.

"Waaah, kalian sangat serasi," puji Celine. Arka tersenyum cerah. "Sebelum dinner, kalian harus berfoto."

Mereka berdua mengambil posisi di depan photografer, Celine dan Stark melihat mereka dengan senyum tipis. Pada hitungan ketiga, bukan hanya Arka dan Elisa yang difoto, melainkan Azriel juga mendadak ikut di tengah-tengah dengan pose miring.

Dear, My Family  (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang