"Tumben si Bintang belum keluar kelas," ujar Kayla yang sudah berada di depan kelas 11.A.
"Lo bego beneran atau pura-pura bego sih, dia kan tadi telat. Jadi, ulangan nya juga telat. Ish.." geram Anggi, tidak habis pikir dengan temannya yang satu ini.
"Bintang belum keluar?" tanya Rafa, yang baru saja datang bersama David dan Bagas.
"Belum." jawab Anggi singkat.
Delapan menit telah berlalu. Dari luar kelas terlihat Bintang sedang membereskan alat tulisnya. Setelah semuanya selesai, ia beranjak untuk pulang.
"Akhirnya, tuan puteri sudah selesai mengerjakan ulangan," tukas Bagas.
"Kalian, nungguin gue?" Bintang menunjuk dirinya.
"Ya iya lah, masa nungguin Kak Ana," kata David.
"Solid emang," ujar Bintang mengeluarkan cengirannya.
Mereka -Bintang, Kayla, Anggi, Rafa, David, Bagas- berjalan menyusuri koridor untuk ke parkiran. Rencananya, mereka akan belajar bersama di sebuah Kafe yang tidak terlalu jauh dari sekolah.
Saat sampai di parkiran, ada seorang pria memakai kaos berwarna putih, jelana jeans, dan tambahan kaca mata hitam sedang bersender di mobilnya.
"Bintang!" panggi pria itu. Ia pun melepaskan kaca mata hitam nya.
Bintang menyipitkan mata nya untuk melihat lebih jelas siapa pria yang memanggilnya. Tak lama, mata nya berubah menjadi bulat sempurna, dan memasang senyum bahagia begitu juga dengan pria itu.
"Kak Satria!" teriak Bintang, berlari ke arah pria yang bernama Satria lalu, memeluknya.
Bintang mengeratkan pelukannya, Satria membelai lembut rambut Bintang. Ia melepaskan pelukannya dari adik tersayang. Bintang.
"Ga malu apa, di liatin teman-teman kamu?" tanya Satria, Kakak pertama Bintang.
Bintang hanya menggelengkan kepala. "Salah kakak. Kenapa kakak datang ke sekolah Bintang?" jeda Bintang, "udah tahu Bintang kangen banget sama kakak dan papa. Papa ikut pulang?"
"Nggak," jawab Satria singkat.
"Ishh," desis Bintang. "Kak, Bintang bilang dulu ya ke teman-teman Bintang, kalau Bintang pulang bareng Kakak." Satria menganggukan kepalanya, Bintang pun kembali menghampiri teman-teman yang menunggunya.
"Gue balik sama Kak Satria, ya. Nanti gue nyusul deh!" ujar Bintang meyakinkan mereka.
"Hm, oke deh. Kayaknya lo juga kangen sama Kakak lo yang ganteng itu," goda Kayla.
"Gantengan mana aku sama Kakak Satria?" tanya David sambil menaik turunkan alisnya.
"Ganteng Kak Satria lah," jawab Kayla membuat David menghela napas berat.
"Bener ya Bin, nanti lo nyusul ke kafe. Soalnya ada pelajaran yang gue ga ngerti," pekik Anggi.
"Kan ada gue, Gi. Sang penerus peringkat setelah Bintang," ujar Bagas percaya diri.
Anggi tak menggubris perkataan yang dilontarkan Bagas. Ia malah memelas agar Bintang mau membantunya.
Bintang yang tak tega melihat penderitaan sahabatnya ini, hanya mengangguk meng-iyakan. Setelah itu, ia pamit kepada teman-temanya. Lalu, masuk ke dalam mobil milik Satria yang selama ini hanya nganggur di garasi. Karena sang pemilik mengurusi pekerjaannya di London.
Selama di perjalanan, Bintang terus tersenyum rasa rindu kepada Kakak nya telah terobati.
"Kak, tunangan kakak tetap tinggal di London?" tanya Bintang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh [End]
Подростковая литератураBintang Cahya dan Rafa Aditya sudah kenal 11 tahun yang lalu. Saat mereka kecil, kejadian yang tak diduga membuat mereka terpisahkan. Setelah 11 tahun lamanya, mereka dipertemukan kembali. Tapi mereka tidak saling mengenal. Dengan cara yang tak did...