★ Part 25

1.5K 82 0
                                    

A/N: kalau ada Typo kasih tahu ya!

Happy Reading!

-----

Tok tok tok

Bintang membuka pintu ruang kerja Satria perlahan. Ia masuk, melangkah menghampiri Satria yang memasang wajah datar. Kebiasaan.

Bintang menyodorkan telapak tangannya di depan wajah Satria. Satria yang cepat mengerti mengangguk lalu, mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya. Sebenarnya, Bintang malas kalau harus naik mobil ketempat latihan karatenya. Bintang lebih suka menaiki motor kesayangannya.

Kunci mobil sudah berada di tangan Bintang. Bintang menghela napas berat.

"Kak, Bintang bisa naik motor," Bintang bergerutu. "Lagian kalau naik mobil nambah-nambah macet."

"Pulang kapan?" tanya Satria.

"Gak tahu jam berapa, yang pasti pulang malam,"

"Anak perempuan gak baik pulang malam naik motor!" tegas Satria.

Bintang mengangguk samar. Ia membalikkan badannya, hendak melangkah. Suara Satria menghentikan langkah Bintang.

"Kalau udah selesai latihan langsung pulang. Sekedar info, Sella besok pulang."

Bintang membalikkan kembali badannya. Lalu loncat-loncat kecil. Senyumnya sumringah.

"Kak Sella pulang besok?" Satria mengangguk. "Dia mau nginep disini?"

Satria menggeleng. "Dia ke apartemennya."

Senyum di wajah Bintang pudar. Bintang keluar dari ruang kerja Satria. Mengambil tas berwarna hitam di atas sofa ruang tamu. Lalu, meninggalkan pekarangan rumahnya.

✩✩✩

Dari tadi, Anggi mencoba menenangkan Kayla. Tapi, Kayla tidak berhenti menangis.

Saat sampai rumahnya, Anggi dikejutkan dengan kedatangan Kayla. Rambut berantakan, mata sembab bekas menangis. Anggi membawa Kayla ke kamarnya. Kayla mulai menceritakan semuanya. Anggi paham, David berkata 'putus' karena sedang diselimuti emosi. Apalagi, David melihat Kayla berpelukan dengan laki-laki lain.

Tangan kanan Anggi mengusap punggung Kayla. Tangan kirinya hendak mengirim pesan kepada Bintang soal masalah ini. Tapi Anggi tidak ingin mengganggu Bintang yang sedang latihan Karate. Kalau sampai Bintang membatalkan latihannya. Bisa-bisa Bintang dimarahi Satria.

Anggi menghela napas pelan. "Mau makan, Kay?"

Kayla menggeleng. "Gue mau David,"

"Tapi David gak bisa dimakan," Anggi mencoba menghibur Kayla.

"Gak lucu, Gi."

"Gue bukan badut yang suka ngelucu."

Tawa Kayla terdengar kecil. Anggi menghela napas lega. Seberapa besar masalah Kayla, Kayla selalu menyempatkan waktu untuk tersenyum atau tertawa, seperti sekarang.

Akhirnya, Anggi tidak jadi mengirim pesan kepada Bintang. Biar Bintang tahu besok saja, atau nanti Rafa yang akan memberitahunya. Yang pasti, masalah ini harus diluruskan secepatnya.

"Kay, lo masih nangis?" tanya Anggi, Kayla menggeleng. "Ya udah kita makan, yuk. Nyokap gue masak banyak hari ini. Ada sop iga, perkedel, rendang, ikan ba--"

Bintang Jatuh [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang