★ Epilog

1.9K 86 1
                                    

Lima tahun kemudian...

"Ck, udah tau lagi buru-buru. Masalah datang!"

Seorang pria berkemeja biru muda lengan panjang yang lengannya digulung hingga ke siku membuat ke tampanannya semakin bertambah. Pria itu keluar dari mobilnya. Tak lama datang seseorang menghampirinya, entah laki-laki atau perempuan karena kepalanya tertutupi helm full face. Tapi dari postur tubuhnya terlihat kalau dia perempuan.

"Ya ampun, mas, maafin ya. Saya gak sengaja nyerempet mobil mas. Lagi buru-buru soalnya," Rafa, pria dengan kemeja biru muda itu menaikan sebelah alisnya saat perempuan itu menyodorkan sebuah kartu nama. "Mas bawa aja ke bengkel. Nanti telepon saya berapa harganya. Nanti saya yang bayar. Oke, mas? Saya lagi buru-buru nih. Maaf ya...."

Perempuan berjaket jeans tadi kembali menaiki motor besarnya. Rafa mengerutkan dahinya, kejadian ini seperti dejavu untuknya. Ah iya, pertemuan pertamanya dengan Bintang seperti ini. Bintang? Apakah perempuan tadi Bintang?

Rafa hendak memanggil, namun perempuan itu sudah melajukan motornya. Rafa masuk ke dalam mobil. Kerutan di dahi Rafa bertambah saat melihat kartu nama itu.

Star Corp. Direktur Perusahaan
Catya Wijaya.

"Star Corp? Perusahaan Papanya Bintang, kan? Tapi siapa Catya Wijaya? Perasaan Bintang nggak punya sa-"

Drttdrtt

Rafa mengangkat panggilan itu.

"Woi, dimana lo. Lo mau dipecat hah? Udah jam berapa ini sayangkuhh... acaranya udah mau dimulai. Lama amat lo."

"Ck, sapa dulu kek, langsung ngegas aja. Tadi itu ada kecelakan sedikit, Vid-"

"What? Kecelakaan? Lo gapapa, kan? Lo dimana? Mau gue jemput pake pesawat? Hahaha rasain tuh kecelakaan. Makanya cari cewek biar bisa diajak ngobrol, biar lo gak ke-"

Rafa mematikan teleponya. Bukannya khawatir ini malah ngebahas cewek.

Awas lo, Vid. Gue bales entar.

Rafa mulai melajukan mobilnya ke gedung tempat acara berlangsung. Sebuah acara fashion show yang dimana busananya itu dari designer terkenal di seluruh dunia. Tugas Rafa di sini sebagai fotografer. Ini cita-cita yang Rafa inginkan dulu. Berkat usahanya sekarang Rafa menjadi fotografer profesional yang dibutuhkan setiap ada acara penting.

✩✩✩

"Aelah, lama banget lo datang," gerutu David saat Rafa sudah berada di sebelahnya.

"Gue, kan udah jelasin kenapa gue telat dateng," balas Rafa.

"Makanya cari istri Rafa. Udah kolot tau gak lo."

"Songong lo. Baru satu bulan kawin bangganya udah selangit."

"Iya dong, harus itu. Daripada jomlo seumur hidup kek lo."

"Ekhem, kalian mau terus ngobrol?"

Rafa dan David sontak berbalik ke asal suara. Pria bertubuh buncit dengan tuxedo hitam berdiri garang.

"Eh, Pak Obe,"

"Pak Osbert, Vid. Kena damprat tau rasa lo," bisik Rafa pada David.

Pria bertubuh buncit itu melotot lalu melenggang pergi. Rafa dan David menghembuskan napas lega.

Rafa dan David mengecek kameranya. Lima menit lagi acara dimulai. Mereka pergi ke tempat masing-masing untuk memotret para model yang berjalan di catwalk dengan gaun rancangan ternama.

Bintang Jatuh [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang