Pertandingan sudah dimulai 10 menit yang lalu. Sekarang Tim Basket SMA PB -Pelita Bangsa- melawan SMA Garuda. SMA Garuda, sudah mencetak 4 point. Sedangkan SMA PB, belum mencetak satu point pun.
"Semangat!" teriak penonton yang mensuport SMA PB. Semua teriak, saat Rafa mencetak three point.
Yeah, masuk. Batin Rafa, dengan nafas tak beraturan.
Bulir keringat bercucuran, disetiap pemain basket. Waktu terus berjalan. 5 menit lagi, babak pertama selesai. Point nya 15-14 untuk tim basket Garuda. Memang, anak tim basket Garuda itu pada jago mainnya.
Pritt..
Peluit dibunyikan, tanda babak pertama selesai. Mereka diberi waktu 5 menit untuk minum, dan bicara dengan pelatih.
Tim basket SMA PB ke pinggir lapang untuk minum air mineral, begitu juga dengan tim basket SMA Garuda.Bintang tersenyum saat Rafa berjalan kepinggir lapang. Yah, Bintang memang begitu, ia ramah senyum. Tidak hanya Rafa, Bintang juga tersenyum kepada pemain SMA PB yang lain.
"Kalian terlalu bawa emosi, saat main" ucap Bintang, sambil menghampiri timnya Rafa.
"Maksud lo?" tanya David.
"Kalian senang saat, kalian memasukan bola. Tapi, kalian emosi saat lawan yang memasukan bola" jawab Bintang.
Rafa melihat Bintang yang rambutnya diikat satu, seperti biasanya. Rafa memperhatikan Bintang dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Rafa membalas senyum Bintang yang tadi. Tapi, Bintang melirik cowok yang agak jauh darinya, dan ia memanggil cowok itu.
"Bryan" panggil Bintang.
Bryan? Siapa? Pacarnya? Tapi kata Rian, Bintang ga pernah punya pacar. Pertanyaan-pertanyaan keluar dipikiran Rafa.
Bintang tersenyum manis, sangat manis, kearah Bryan. Bryan pun membalas senyum Bintang, dan Bryan menghampirinya.
"Lo tanding sama tim SMA gue kan?" tanya Bryan.
"Iya, lo lawan SMA mana?" tanya balik Bintang.
"Lawan SMA Tirta. Bin.." Bryan menggantungkan kalimatnya. "Malam ini lo sibuk ga? Kalau ga sibuk, nanti malam, jam 7 gue jemput lo ke rumah!" lanjut Bryan.
"Ga, emang mau kemana?" tanya Bintang tersenyum.
"Ada deh.. berarti gue jemput ya?" tanya Bryan memastikan.
Bintang hanya mengangguk. Rafa yang dari tadi berdiri dekat Bintang, mulai merasa kalau ia kamcong. Emang kamcong kan?
Pritt..
Wasit kembali membunyikan peluit. Tanda babak kedua dimulai. Rafa dan timnya bergegas pergi ke tengah lapang.
"Guys, inget strategi kita" teriak Rafa kepada timnya. Timnya mengangguk tanda mengerti.
Strategi SMA PB dimulai. Belum 5 menit, tim Rafa sudah mencetak tiga poin. Sontak, seluruh siswa berteriak.
"Si Rafa keren juga" ucap Bintang dengan nada berbisik.
"Hah? Lo bilang apa Bin? Gue denger lo kayak nyebut nama Rafa gitu, tapi apa?" tanya Anggi dekat telinga Bintang. Karena di lapangan ini sangat berisik, dengan teriakan siswa-siswi.
"Ga apa-apa kok. Udah nonton aja" jawab Bintang cepat. Karena, Bintang takut Anggi mendengar, kalau ia memuji Rafa.
....

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh [End]
Fiksi RemajaBintang Cahya dan Rafa Aditya sudah kenal 11 tahun yang lalu. Saat mereka kecil, kejadian yang tak diduga membuat mereka terpisahkan. Setelah 11 tahun lamanya, mereka dipertemukan kembali. Tapi mereka tidak saling mengenal. Dengan cara yang tak did...