★ Part 10

2.1K 111 2
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi tiga menit yang lalu. Siswa-siswi kelas 11.A banyak yang sudah meninggalkan kelasnya.

"Bin, lo bawa mobil, 'kan?" tanya Kayla yang sedang memasukan beberapa buku ke dalam tasnya.

"Bawa, emang mau kemana?" jawab dan tanya Bintang, tanpa mengalihkan pandangannya dari papan tulis, yang menampakkan rumus-rumus Fisika.

"Sorry, gue lupa ngasih tau kalau sekarang kita mau nengok nyokapnya Desti," ujar Kayla menundukan kepalanya karena, merasa bersalah tidak memberitahu Bintang.

Bintang menghela napas panjang. "Ya, udah ga apa-apa. Emang rencananya, gue mau ajakin lo berdua buat nengok nyokapnya Desti sih, sekarang!"

"Ya udah, otw sekarang aja. Biar nanti, pulangnya ga kemaleman" Anggi yang baru membuka suara. Dia berjalan untuk keluar dari kelas, sambil memberikan kode agar Bintang dan Kayla mengikutinya.

Mereka -Bintang, Anggi, Kayla- menulusuri koridor untuk sampai di parkiran sekolah, dimana mobil Bintang diparkirkan.

Saat di parkiran, Bintang melihat seseorang yang melambaikan tangannya kepada Bintang, sambil menyandarkan tubuhnya di mobil. Bintang menyipitkan matanya, agar wajah orang itu terlihat dengan jelas. Bintang tersenyum dan membalas lambaiannya.

"Samperin, Bin!" suruh Anggi menyenggol bahu Bintang. Bintang hanya mengangguk dan melangkahkan kakinya menghampiri orang itu.

"Hai" sapa Bintang. Orang itu hanya tersenyum, tanpa membalas sapaan Bintang.

"Ngapain disini?" tanya Bintang kepada Bryan.

Yah, orang itu adalah Bryan. Orang yang melambaikan tangannya kepada Bintang. Orang yang tersenyum kepada Bintang. Dan orang yang menunggu untuk menjemput Bintang.

"Ngejemput lo" Bryan menaik turunkan alisnya. Dan berharap Bintang akan menjawab 'iya'.

"Sorry.." harapan Bryan untuk pulang bareng Bintang gagal. "Gue mau nengok nyokapnya Desti, bareng Anggi dan Kayla. Lagian gue bawa mobil. Ga masalah, 'kan?"

"No problem. Kalau gitu gue balik duluan!" ujar Bryan.

"Oke, hati-hati!" setelah Bryan pergi dengan mobilnya, Bintang kembali ke Anggi dan Kayla. "Yuk!" ajak Bintang.

Bintang, Anggi, dan Kayla sibuk dengan kegiatannya saat di dalam mobil. Bintang fokus menyetir, Anggi yang duduk disebelah Bintang fokus dengan ponselnya, dan Kayla yang duduk dibelakang fokus dengan novelnya.

Setelah melewati macetnya Ibu Kota. Mereka sampai di RS Cempaka. Mereka sudah tahu dimana ruangan Mamanya Desti. Sebelum sampai di ruangan, Bintang melihat Desti yang sedang duduk sambil menangis. Bintang, Anggi, dan Kayla menghampiri Desti yang duduk di depan ruang ICU.

"Des.." panggil Bintang. Dan Desti menatap tiga sahabatnya itu. "Apa yang ter-"

"Nyokap gue, Bin.." tangisan Desti semakin histeris.

Bintang duduk disebelah Desti. Dia memeluk Desti untuk menenangkannya. "Tenang, Des. Sekarang, coba lo cerita apa yang terjadi" pinta Bintang.

"Tadi pagi, nyokap gue udah diperbolehkan pulang. Waktu gue sama nyokap keluar dari Rumah Sakit, gue memberhentikan taksi. Tap.. tap.. tapi tiba-tiba nyokap gue kena serangan jantung lagi. Saat itu nyokap gue langsung dibawa ke ICU, sampai sekarang belum ada pemberitahuan gimana keadaannya" Desti tak henti-henti menangis, dan sekarang, tangisannya makin menjadi. "Gue harus gimana, Bin?"

"Sabar, Des. Lo berdoa aja, semoga nyokap lo ga kenapa-kenapa. Lo jangan sedih gitu, dong! Kita disini datang untuk lo dan nyokap lo. Dan kita, datang kesini membawa doa, agar nyokap lo baik-baik aja. Jadi, senyum dong! Gue udah lama ga liat lo senyum" ujar Bintang menyemangati Desti.

Bintang Jatuh [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang