Aku menatap papan tulis dengan tidak fokus sama sekali, karena perutku terus berbunyi. Ini semua karena bang Gio yang tidak memasakan sarapan untukku. Aku menatap jam tangan yang melingkar di tanganku, lima belas menit lagi akan istirahat.
'Tenang, Gia. Lima belas menit lagi,' gumamku dalam hati.
Jika kalian berfikir, kan di rumahku ada pembantu. Ya, memang ada. Tapi jika sarapan pagi aku jarang mau makan makanan yang dibuatkan bibi. Karena perutku yang sedikit sensitif.
Lima belas menit terasa sangat lama bagiku kali ini, tinggal lima menit lagi. Aku meraba kantong rokku, merasakan jika kosong. Aku langsung membuka tasku, mencari keberadaan uangku. Seingatku aku membawa uang tadi, tapi ... Astaga aku baru ingat tadi aku salah baju dan uangku ada dibaju yang tadi.
Paket komplit, saat perutku lapar dan aku lupa membawa uang. Kan tidak mungkin jika aku harus menahan lapar sampai pulang sekolah.
Bel berbunyi, semua siswa-siswi keluar dari kelasku. Menyisakan aku, Quella, Sheren dan Atha yang masih sibuk menyalin tulisan di papan tulis.
"Gia, gua ke kamar mandi dulu yaa. Lu mau ikut?" tanya Sheren dengan muka seperti menahan buang air kecil.
"Nggak deh," kataku pura-pura masih sibuk dengan tulisanku.
Padahal aku sudah selesai menulis dari tadi, hanya sekarang sedang menulis 'Aku lapar'. Haduh, abangggg. Ingin sekali berteriak, dan tanpa malunya perutku berbunyi.
Aku berdoa semoga tidak ada yang mendengar, sampai suara deheman membuatku menengok.
"Eh, lu Atha. Nggak ke kantin?" tanyaku dengan sok akrab.
"Nggak, kamu lapar yaa. Ini saya ada roti bakar," ucap Atha dengan menyodorkan sepotong roti bakar.
Terlihat sangat enak, membuat perutku semakin lapar. Cacing-cacing dalam perutku tanpa malu memaksaku untuk mengambilnya.
"Ini ambil," kata Atha lagi.
Tanganku terulur mengambil roti bakar itu, menggigit kecil di ujungnya, dan rasanya benar-benar enak. Ada lelehan keju percampuran dengan coklat. Roti bakar terenak menurutku.
"Makasih ya," kataku dengan tersenyum.
"Ha ha, iya sama-sama," ujar Atha tersenyum.
Aku kembali menggigit roti bakar tersebut, rasanya benar-benar memanjakan lidahku.
Aku sangat berterima kasih karena Atha, aku sedikit bisa mengganjal perutku.
GIANDRA💓
Chapter 4, yeayy. Tahun baru kalian kemana? Have fun tahun barunya guys😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Giandra [Completed]
Conto(Perfect cover by @alphagraphic) Giandra Claretta, gadis pintar dengan wajah cantik. Dipertemukan dengan Atha, laki-laki yang menurut Giandra sangat asik. Giandra tidak mempercayai sebuah cinta dengan waktu singkat, tetepi bagi Atha itu semua bisa t...