"Gi, anterin Kakak yuk," ajak Kak Niesha sambil terus menatap ponsel di genggamannya.
Aku menengok menatap bingung Kak Niesha, karena jarang sekali hari-hari libur seperti ini ia ada di rumah. Biasa Kak Niesha akan sibuk dengan pemotretan, dan pulang hingga malam hari.
"Kemana, Kak?" tanyaku, lalu berjalan mendekat ke arah Kak Niesha.
"Beli ini," ucap Kak Niesha sambil menunjukan sebuah foto piyama biru-putih yang indah.
"Kakak mau beliin aku?" tanyaku dengan tingkat percaya diri tinggi.
"Ge-er banget, ayo temenin. Nanti kalau piyamanya ada dua, aku beliin buat kamu, De," ajak Kak Niesha memaksa. Tapi aku pun tidak menolak, karena menginginkan pula piyama tersebut.
Aku dan Kak Niesha memasuki mobil. Keadaannya kembali hening, senyum di wajah Kak Niesha tidak pernah luntur. Sepertinya itu adalah piyama kesukaannya.
Aku menatap jalanan sore ini yang terlihat ramai, beruntung tidak menyebabkan macet yang berkepanjangan.
Aku dan Kak Niesha turun dari mobil, lalu masuk ke dalam mall. Mulai mencari toko yang dimaksud oleh Kak Niesha. Untung toko tersebut langsung dengan mudah ditemukan.
"Gi, buruan nanti piyamanya diambil orang." Kak Niesha menarik lenganku dengan tidak sabaran.
"Nah, ini dia piyamanya," teriak Kak Niesha saat memegang piyama yang diinginkannya. Membuat semua pelanggan menengok ke arahku dan Kak Niesha.
Memalukan.
"Maaf Mba, itu sudah ada yang mau beli," kata seorang pekerja toko tersebut.
"Enak aja ini punya saya, Mba," sergah Kak Niesha dengan terus memegang erat piyama tersebut.
"Udahlah Kak, kasih aja. Kita cari tempat lain," ajakku agar tidak memunculkan keributan.
"Nggak, Gi. Kakak mau yang ini," bantah Kak Niesha membuatku kesal setengah mati.
"Nanti dibeliin sama Bang Gio di Paris, udah ya. Ayo." Aku terus membujuk Kak Niesha agar mau pergi dari toko tersebut.
Namun, hasilnya nihil Kak Niesha masih terus mempertahankan piyama tersebut. Membuat Kak Niesha menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang.
Aku sedikit menjaga jarak, karena malu melihat tingkah Kak Niesha.
Brek.
"Duh, kok Mba robekin si," teriak penjaga toko tersebut.
Aku yang melihat, hanya dapat terdiam kaget. Apa lagi yang akan dilakukan seorang Niesha Mackie. Sungguh menyebalkan.
"Nih, saya ganti, huh," kata Kak Niesha lantas keluar dari toko tersebut, meninggalkan diriku.
Aku berjalan melewati pekerja tadi, ia melihati diriku dari atas sampai bawah.
"Mba, adikknya Mba-Mba tadi ya? Bisa tambahin uangnya nggak, kurang dua ratus ribu," ucap pekerja tersebut, membuat pipiku merah seketika.
Dengan cepat aku memberikan uang dua ratus ribu, dan segera mengejar Kak Niesha yang menyebalkan. Aku menyesal mengikuti Kak Niesha ke sini, bukannya mendapatkan piyama malah tertiban sial.
****
Hai😚 Jangan lupa voment😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Giandra [Completed]
Short Story(Perfect cover by @alphagraphic) Giandra Claretta, gadis pintar dengan wajah cantik. Dipertemukan dengan Atha, laki-laki yang menurut Giandra sangat asik. Giandra tidak mempercayai sebuah cinta dengan waktu singkat, tetepi bagi Atha itu semua bisa t...