Pukul setengah sembilan aku dan Atha memilih mencari makan, karena perut yang mulai keroncongan. Aku melewati jalan perumahan yang sangat sepi, dan jarang dilewati oleh orang-orang.
"Kamu serius kita lewat sini tadi?" tanya Atha dengan memincingkan mata.
"Serius, tenang aja," kataku dengan penuh keyakinan.
Akhirnya Atha hanya mengikuti langkahku, tanpa protes atau pun lainnya. Tanpa sengaja kaki Atha menginjak sesuatu, saat menengok aku dan Atha ke bawah. Betapa kagetnya, yang Atha injak adalah buntut seekor anjing yang sedang tidur.
"Tha," panggilku.
Anjing tersebut menggonggong.
"Lari Gi, lari," suruh Atha dengan menarik tanganku.
Aku dan Atha berlari sekencang mungkin, karena anjing itu terus mengejarku.
"Atha larinya buruan kek," teriakku ketakutan.
"Kamu yang cepetan larinya," gerutu Atha dengan terus menarik tanganku.
"Itu awas batu, Gi," teriak Atha.
Aku meloncat akibat kaget akan teriakan Atha.
"Awas Tha, belok-belok," teriakku dengan histeris.
"Gi, awas tukang sayur."
"Maaf bang," teriakku sambil tertawa.
Saat menengok ke belakang, anjing tersebut sudah tidak ada. Aku dan Atha berhenti, lalu mulai mengatur nafas.
"Gila ... Itu ... Anjing," kataku dengan terengah-engah.
"Maaf ... Gi," gumam Atha membuatku menengok.
Aku menghela nafas, "Iya, udah tenang aja. Ayo jalan," ajakku dengan berjalan pelan.
Aku dan Atha berjalan pelan, sambil sesekali tertawa mengingat kejadian beberapa menit lalu.
"Lu si ada-ada aja segala nginjek buntut tuh anjing," ucapku dengan terkekeh.
"Emang saya tau, mau nginjek buntut anjing itu," bela Atha dengan dirinya.
Sepanjang jalan, kita terus tertawa. Terkadang saling menyalahkan.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/133110706-288-k868274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Giandra [Completed]
Short Story(Perfect cover by @alphagraphic) Giandra Claretta, gadis pintar dengan wajah cantik. Dipertemukan dengan Atha, laki-laki yang menurut Giandra sangat asik. Giandra tidak mempercayai sebuah cinta dengan waktu singkat, tetepi bagi Atha itu semua bisa t...