"Quella, pulpen gua kemana?" teriakku kesal.
"Dipinjem Sheren kan tadi," jawab Quella yang masih sibuk debat dengan Fria sang ketua kelas.
Dengan langkah kesal aku berjalan menuju kantin, untuk membeli pulpen. Jika saat pelajaran pak Kito, aku keluar bisa tidak boleh masuk lagi. Istirahat kali ini aku tidak melihat Atha, biasanya dia akan lebih memilih berdiam diri di kelas.
Mataku tidak sengaja melihat Atha berada di samping gerbang, entah sedang melakukan. Karena rasa penasaran yang menumpuk di hatiku, aku berjalan ke arah Atha. Atha belum menyadari jika aku berada tepat di belakangnya, memperhatikan kegiatan yang ia lakukan.
"Nih uangnya, makasih," kata Atha, lalu menyerahkan uang sepuluh ribu.
Aku menatap tidak percaya, ternyata Atha membeli tahu bulat. Baru kali ini ada siswa yang mau jajan di luar seperti Atha, kebanyakan semua memakan makanan kantin yang lebih higenis bagi mereka.
"Atha," panggilku.
Atha menengok, "Eh, sejak kapan kamu di sini?" tanya Atha kaget.
"Sejak lu nungguin tahu bulat," ucapku dengan terkekeh.
Atha menggaruk pelipisnya, dengan cengengesan.
Aku dan Atha berjalan kembali ke kelas. Atha membuatku melupakan tujuan awalku untuk ke kantin, entah kenapa saat berbicaranya. Aku merasa nyaman, nyaman untuk dijadikan sebagai teman ngobrol.
"Lu biasa jajan kayak gitu?" tanyaku memulai pembicaraan.
"Ya gitu, lagi pula nggak semua makanan luar itu jorok dan nggak higeniskan," kata Atha.
"Gitu ya," ucapku.
Atha hanya mengangguk. Sambil mengambil tahu bulatnya beberapa biji yang ia tusukan pada sebuah lidi.
"Nih, kamu cobain," kata Atha dengan menyodorkan tahu bulat.
"Nggak ah, makasih," jawabku.
"Udah ambil." Atha menarik tanganku. "Kata ibu saya dilarang nolak rezeki."
Aku hanya tersenyum, sambil mengucapkan kata terima kasih.
Semua orang yang berada di koridor, menatapku dengan Atha. Entah apa yang mereka tatap, mungkin karena wajah Atha yang sangat tampan.
"Mereka cocok ya," seru seorang perempuan berbando.
"Iyaa, kak Atha ganteng, sama kak Gia cantik. Aaaa," pekik temannya.
Aku dan Atha yang mendengar kehebohan dua siswi tersebut hanya tertawa.
"Mereka lucu ha ha ha," ucapku.
"Iya tapi masih lucuan kamu," kata Atha.
Aku tertawa, "Lu kira gua badut, lucu."
Aku tertawa mendengar perkataan Atha, yang menurutku hanya bercandaan semata. Sepanjang koridor yang kulewati bersama Atha, hampir semua menatap ke arahku. Aku bingung segitu mencoloknya kah diriku dan Atha? Apalagi Atha yang notabenenya adalah anak baru.
Ternyata begini rasanya memiliki teman laki-laki, seru, asyik, dan nggak membosankan. Akhirnya aku punya teman selain Quella dan Sheren.
GIANDRA💓
Jangan lupa kritik dan sarannya guys💓 see you😊
![](https://img.wattpad.com/cover/133110706-288-k868274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Giandra [Completed]
Nouvelles(Perfect cover by @alphagraphic) Giandra Claretta, gadis pintar dengan wajah cantik. Dipertemukan dengan Atha, laki-laki yang menurut Giandra sangat asik. Giandra tidak mempercayai sebuah cinta dengan waktu singkat, tetepi bagi Atha itu semua bisa t...