18 - Upacara

3.6K 179 0
                                        

Hal yang paling menyebalkan dihari senin adalah upacara. Ingin sekali aku menghapus upacara di Indonesia, tapi aku berpikir lagi. Jika tidak ada upacara bagaimana kita mengenang para pahlawan.

Aku terlalu peduli hingga hal tidak penting pun aku pikirkan. Aku berjalan dengan gontai ke arah Quella dan Sheren yang sudah mengambil barisan di paling belakang. Agar bisa mengobrol, saat kepala sekolah atau guru sedang memberikan amanat.

"Pagi yang panas, guys," teriak Sheren membuat beberapa anak kelas menengok dan menatap Sheren.

Aku dan Quella hanya memutar bola mata jengah, dasar Sheren lebay. Belum terlalu panas sudah dibilang panas, awas saja jika nanti Sheren berpura-pura pingsan seperti minggu lalu. Entah ide darimana yang membuat Sheren berbuat seperti itu.

"Ren, Ardian ngeliatin lu tuh," kata Quella membuat aku dan Sheren menengok ke arah kelas XII Ipa 4 dan benar Ardian sedang menatap Sheren.

Aku akui, Sheren itu bodoh menolak laki-laki seperti Ardian yang sudah baik dan ketua osis di SMA Patimura. Kurang apalagi coba Ardian, aku rasa Sheren terlalu tergila-gila kepada Glen, yang sama sekali tidak merespon Sheren. Jangankan merespon melirik saja tidak.

Upacara dimulai, dan aku belum melihat kedatangan Atha, kemana dia? Ah mengapa aku mencarinya. Namun mataku tidak bisa diam, mulai menelusuri setiap barisan dan aku melihat Atha berada di barisan siswa-siswi yang telat.

Rekor, anak baru masuk seminggu lalu telat. Dan itu hanya Atha yang melakukannya. Tumben juga Atha bisa telat, karena biasanya Atha datang lebih pagi daripadaku. Mungkin ia kelelahan habis jalan-jalan dengan perempuan yang di mall.

Aduh, apa-apaan aku memikirkan hal itu.

****

01:19. Padahal besok simulasi unbk, tapi mata nggak bisa merem😁

Giandra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang