22 - Ketemu Calon Mertua

3.3K 167 0
                                    

"Lu jadikan ke rumah gua?" tanyaku pada Atha yang sedang mengusap wajahnya karena kelelahan.

"Jadi, kan mau ketemu calon mertua," celetuk Atha, membuat wajahku memanas. Calon mertua? Ada-ada saja, kurasa Atha butuh aqua.

"Wajah kamu merah gitu," ledek Atha membuatku mencebikkan bibir kesal.

"Udah ayo, biar nggak lama di jalan," ajakku sembari menarik tangan Atha dengan gerakan cepat.

"Kamu nggak sabar ya, mau ngenalin saya sama mama kamu?" tanya Atha dengan nada meledek.

"Gila," cibirku seraya terkekeh, tadi cuek sekarang mulai meledek. Sikapnya seperti bunglon yang bisa berubah-ubah.

Aku dan Atha berjalan menuju halte di depan sekolah, halte sepi hanya ada aku dan Atha yang duduk sembari memperhatikan jalan.

Angkot berhenti, aku dan Atha segera naik. Dan kalian jangan berpikiran akan terjadi adegan seperti Dilan dan Milea karena itu tidak akan terjadi.

"Rumah kamu jauh?" tanya Atha yang duduk berseberangan bersamaku.

"Nggak terlalu kok," jawabku dengan melihat ke arah ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi akibat Quella dan Sheren.

"Abang, kiri," kataku, dan turun aku memberikan uang lima ribuan dua.

"Kenapa kamu yang bayar?" tanya Atha dengan wajah kesal membuatku bingung.

"Lho, kenapa emang?" Aku bertanya balik, karena tidak mengerti.

"Masa kamu yang bayarin saya, saya kan laki-laki masa dibayarin perempuan," ujar Atha dengan menatapku sebal. Aku tertawa, astaga sampai segitunya.

"Lain kali lu deh yang bayarin gua," ucapku lalu menarik lengan Atha untuk berjalan lebih cepat.

"Rumah kamu mana?" tanya Atha saat aku dan ia sudah sampai di depan rumah nenek.

"Ini rumah gua, lebih tepatnya rumah nenek," jelasku dan tercetak ekspresi kaget di wajah Atha.

"Kamu cucu pak Durya, pemilik sekolah kita?" tanya Atha yang masih tidak bergeming di tempatnya.

"Iya, ayo masuk lu mau diem aja di situ kayak satpam," ejekku, dan dengan cepat Atha mengikuti langkah kakiku yang memasuki rumah.

"Assalamualaikum," ucapku dengan Atha secara bersamaan.

"Waalaikumsalam," jawab seseorang yang kuyakini mama, dan benar mama muncul dari arah dapur. Masih lengkap dengan celemek yang menempel di tubuhnya.

"Selamat siang, tante," sapa Atha seraya mengecup sebentar punggung tangan mama.

"Siang," jawab mama sambil melirikkku. Apa maksudnya? Mama memberiku kedipan mata, dasar.

****

Giandra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang