23 - Martabak Spesial

3.3K 175 0
                                    

Aku memperhatikan mama dan Atha yang sedang asyik mengobrol. Tugas dari bu Ane telah selesai, dan aku memilih mengajak Atha untuk bersantai sebentar.

"Kamu bisa masak?" tanya mama kepada Atha yang duduk di seberangnya, hanya terpisah oleh meja.

"Iya, tante," jawab Atha sembari tersenyum. Aku memperhatikan interaksi antara mama dan Atha, terlihat begitu akrab.

"Masak bareng tante kayak boleh nih, kapan-kapan," gurau mama dengan terkekeh dan aku hanya tertawa melihat tingkah mama.

"Boleh dong, sekarang juga boleh tante," kata Atha menawarkan untuk memasak sekarang dan disambut antusias oleh mama.

Atha dan mama berjalan ke dapur, dan aku mengikutinya dari belakang.

"Tante lagi pengen martabak nih," celetuk mama alias kode untuk Atha.

"Kode banget," ledekku sambil terkekeh.

"Yaudah saya bikin martabak aja," kata Atha mulai menyiapkan barang-barangnya dibantu dengan mama.

Atha terlihat sangat jago dalam memasak, memiliki hobi yang sama sepertiku yaitu memasak. Tidak butuh waktu lama, untuk Atha menyelesaikan martabakannya.

"Martabak spesial untuk tante dan Gia, sudah jadi," teriak Atha dengan wajah gembira.

Wanginya membuat perutku tiba-tiba berbunyi, Atha membawa martabaknya ke meja makan. Keliatan sekali jika martabak di depanku enak, dari bentuk saja sudah meyakinkan.

"Hemm, wangi apa ni?" tanya nenek yang tiba-tiba datang.

"Ini nek, Atha buat martabak. Sini makan bareng," ajakku kepada nenek, dan nenek langsung duduk di sampingku.

Aku baru saja ingin mengambil, tanganku tiba-tiba ditarik nenek.

"Nenek dulu, baru kamu," kata nenek lalu mengambil martabaknya. Memakannya penuh nafsu.

"Enak banget, kapan-kapan buatin nenek lagi ya," ucap nenek lalu mengambil lagi martabak di atas piring.

"Nenek, laper atau doyan sih?" tanyaku sembari memakan martabak yang rasanya memanjakan mulut.

"Dua-duanya," ucap nenek membuatku tertawa.

"Maaf ya Tha, dua orang ini kalau deket makanan emang gitu," kata mama, aku dan nenek hanya melirik dan kembali makan.

Atha hanya tertawa, tawa yang membuat keadaan seketika menjadi adem.

****

Padahal bukan jadwalnya. Muah. Selamat hari jum'at

Giandra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang