"Apa yang terjadi, huh? Ada apa dengan Sakura?" Tanya Ino khawatir saat melihat sahabat merah mudanya dipapah oleh Tenten.
Tenten menggeleng kecil, "aku tak sengaja melihat Sakura sedang muntah di dekat Ichiraku Ramen, kupikir dia sedang sakit jadi kubawa kesini."
Ino mengangguk mengerti sembari membantu Tenten untuk memapah tubuh Sakura ke hospital bed. Sakura sudah tak merasa mual lagi, hanya saja tubuhnya terasa lemah. Ia tidak mengerti dengan kondisi tubuhnya yang terkadang mengalami gejala mual yang bisa datang kapan saja.
"Mual.." gumam Sakura kecil yang hanya bisa didengar olehnya saja. Sesuatu terlintas di pikirannya saat ia bergumam tadi. Ia terkejut bukan main saat pikirannya menyuarakan kata 'Hamil'.
Sakura tak lupa telah melakukan hal 'itu' bersama Kakashi. Ia tentu mengetahui gejala untuk wanita yang sedang hamil, tapi apa benar dia hamil? Apakah ini kabar baik atau kabar buruk untuknya? Bagaimana reaksi Kakashi saat tau kalau ia sedang hamil anak pria berambut silver itu? Pertanyaan-pertanyaan terus berdesak muncul di kepalanya. Ia bingung. Ia masih tidak percaya kalau ia hamil. Dia harus melakukan test untuk mendapat jawaban yang pasti.
"Sakura-chan, bagaimana kondisimu? Kau sudah meminum obat? Bagaimana rasa obatnya? Walaupun pahit, tapi kau harus meminumnya agar cepat sembuh, Sakura-chan. Aku akan berada di sampingmu, menemanimu agar tidak-" Lee yang barusaja sampai di rumah sakit tak bisa berhenti mengoceh mengkhawatirkan Sakura yang sedang terbaring lemah.
"Lee! Kau jangan buat kehebohan di rumah sakit!" Bentak Tenten kesal. Tangannya terayun menjitak kepala Lee hingga pria itu meringis kesakitan. Barusaja Lee ingin berbicara lagi, Ino langsung menyelanya.
"Aku akan memeriksa kondisimu."
"Tidak. Aku hanya kelelahan. Aku harus ke ruang Hokage sekarang." Sakura beranjak dari ranjang pasien, tapi tangan Ino menahannya untuk tidak pergi.
"Setelah aku memeriksamu, kau boleh kesana. Tsunade-sama pasti akan mengerti keterlambatanmu."
"Tidak, Ino. Aku lebih tau tentang kondisi tubuhku dan kau perlu ingat kalau aku juga ninja medis jadi aku bisa menyembuhkan diriku sendiri." Tegas Sakura. Alasan lain ia menolah pemeriksaan dari Ino adalah agar gadis berdurai pirang itu tidak mengetahui kondisinya yang mungkin sedang hamil. Sakura masih ingin merahasiakannya setelah ia menikah dengan Kakashi. Ini akan menjadi kejutan untuk Ino.
Ino hanya menghela napas pelan. Tidak ada gunanya berdebat dengan temannya yang keras kepala ini. Untuk saat ini, ia akan mempercayai Sakura karena Sakura adalah ninja medis hebat Konoha.
"Baiklah, kau lolos kali ini, Sakura." Ino memutar bola matanya jenuh.
Sakura tersenyum riang mendengar Ino yang telah menyerah dengannya. Selanjutnya ia harus melakukan test untuk melihat kebenarannya.
.
.Kakashi hendak menemui Sakura ke rumah sakit, tapi ia lebih dulu bertemu Sakura di jalan dengan sesuatu di tangannya.
Gadis itu terlihat fokus memandang kertas di jalanan yang cukup ramai itu. Kakashi makin penasaran dengan isi kertas yang menarik perhatian Sakura hingga tak menghiraukan sekitarnya. Gadis itu bisa saja jatuh disambar oleh pejalan kaki lainnya atau ia tak sengaja tersandung batu dan jatuh.
"Sakura." Kakashi memutuskan untuk memanggil gadis itu.
Sakura mematung kaku di tempatnya berdiri dengan tatapan yang masih tertuju pada kertas tersebut. Kakashi dapat melihat ketegangan dari iris mata gadis itu saat ia memanggilnya. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Sakura?
Kakashi menghampiri Sakura yang masih berdiri kaku dan tak berminat untuk meliriknya sedikitpun.
"Ada apa? Kau sepertinya terkejut?" Tanya Kakashi penasaran.
Sakura menelan salivanya dengan susah payah. Rasa tegang melanda dirinya. Kenapa juga dia harus terkejut, hanya sapaan ringan dari Kakashi malah membuatnya salah tingkah dan kaku? Yang benar saja, itu bukan dirinya.
Sakura merilekskan dirinya agar tak membuat Kakashi kebingungan. Ia juga harus menyampaikan sesuatu pada pria itu.
"Ini," Sakura menyerahkan kertas yang digenggamnya pada Kakashi.
Kakashi yang penasaran dengan isi kertas itu mulai membaca tiap kalimat yang tertera disana. Seperti ada banyak kupu-kupu yang ingin keluar dari dalam perutnya. Ia merasa gugup. Matanya kembali melirik Sakura yang tersenyum manis padanya.
"Sakura—" suara Kakashi tercekat saat menyebut nama gadis itu, gadis yang ia cintai, Sakura. Tidak, ia bukan gadis lagi, ia adalah seorang wanita yang mengandung benihnya, mengandung anaknya.
Setelah berdebat dengan Ino, Sakura melakukan test dan mendapatkan hasil positif dalam mengandung. Dalam rahimnya sedang ada benih yang berumur tiga minggu. Ia sangat senang sampai tak bisa berkata apa-apa lagi. Barusaja ia menyusun rencana untuk memberi Kakashi kejutan tentang kehamilannya, pria itu lebih dulu menghampirinya dan membuatnya bungkam. Rencananya gagal, mau tak mau Sakura memperlihatkan kertas yang berisi hasil test kehamilannya.
"Kau.. hamil?" Kakashi ingin memastikannya langsung dari Sakura yang dijawab oleh anggukan darinya.
Seperti ada angin musim semi yang menampar wajahnya. Ia tak bergeming di tempatnya. Tangan kekarnya meremas kertas itu. Ia sangat senang. Ia akan menjadi seorang ayah!
Kakashi yang sangat bahagia saat itu langsung memeluk Sakura erat, membuat Sakura sulit untuk bernapas. Pria itu mencium puncak kepala Sakura dengan lembut. Sakura ikut senang melihat reaksi Kakashi yang juga sangat senang.
"SAKURAAAA??" Suara cempreng itu menganggu kebahagiaan Sakura dan Kakashi detik itu juga. Sakura menegang, ia sangat tau pemilik suara itu.
Kakashi yang akhirnya sadar dengan keadaan itu segera melepas pelukannya pada Sakura. Mungkin, ini akan menjadi hari yang panjang untuknya dan Sakura setelah mereka melihat kemesraan dua sejoli itu.
.
.
.T B C
*maaf_kalau_ada_typo*
*jangan_lupa_tinggalin_jejak*
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY
Fanfic[PRIVATE ACAK] Apa salahnya kalau mantan sensei dan mantan murid terlibat dalam suatu hubungan? Mereka rasa tidak ada yang salah. Kalaupun ada yang harus disalahkan, itu adalah takdir. Mereka bahkan tidak tahu bahwa takdir lah yang secara kebetula...