Kakashi dan Sakura terlihat serasi di tengah pesta pernikahan mereka. Kakashi dengan balutan yukata merah hitamnya dan rambut silvernya yang rapi. Dan Sakura dengan balutan kimono merah muda dengan rambut yang dikepang dengan hiasan bunga di rambutnya. Tak ada yang meragukan kecantikan dan ketampanan dari pasangan itu.
"Selamat ya, Sakura," ucap Ino memberi selamat pada sahabat yang mendahuluinya menikah. Ia tidak mengira Sakura akan mendapatkan pengganti Sasuke secepat ini. Dan tidak mengira bahwa Kakashi lah pria yang mengganti posisi Sasuke di hati Sakura.
Sakura mengindahkan uluran tangan Ino dan memeluk sahabatnya senang. "Terima kasih sudah datang, Ino."
"Kita sudah bersahabat sejak kecil, sudah seharusnya aku datang ke acara penting sahabatku,"
"Dan sepertinya tak lama lagi kau akan menyusulku, iya kan, Sai?" Sakura menatap genit Sai yang berdiri tepat di samping Ino. Pria berkulit pucat itu terus memasang senyum bodohnya membuat Sakura gemas ingin memukulnya.
"Hahaha.. tentu saja, Sakura," jawab Sai membuat wajah Ino memerah tomat.
Cukup bayak tamu yang datang, Kakashi dan Sakura hingga kewalahan menyapa mereka satu per satu. Belum lagi Tsunade yang terus memamerkan kunoichi kebanggaannya kepada tamu-tamu yang Tsunade undang, padahal Kakashi dan Sakura tak mengenal mereka.
Matahari bergerak ke barat. Para tamu masih setia menunggu acara utama yang diumumkan Tsunade sebelumnya. Kakashi dan Sakura ikut bingung seperti tamu yang lainnya, mereka bahkan berpikir, apakah ini pernikahan mereka atau pernikahan Tsunade?
"Hei, katakan acara apa yang Tsunade-sama maksud?" Bisik Ino ke telinga Sakura yang berdiri di samping Ino. Masih terpaku oleh Tsunade yang berbicara di atas panggung yang berhiaskan bunga-bunga baby breath sebagai hiasan panggung tersebut.
Sakura mengedikkan bahu. Ia melirik teman-temannya yang juga menatapnya penuh tanya, seperti menuntut penjelasan mungkin.
"Percayalah, aku juga tidak tau," Sakura membela dirinya.
"Maka inilah acara utama yang saya katakan tadi," ucap Tsunade bersemangat.
"1...," wanita paruh baya itu mulai menghitung. Para tamu sedikit was was dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Perasaanku tidak enak," ujar Tenten merapatkan tubuhnya ke Ino.
"Sakura-chan," lirih Hinata yang ikut merapat ke Sakura juga.
Sakura menatap sekelilingnya. Terlihat kegelisahan di mata para tamu, kecuali para Kage yang membuat aliansi lagi, jauh dari para tamu, tempat special yang Tsunade siapkan. Sakura mencoba menerka-nerka apa yang terjadi selanjutnya?
Iris emeraldnya mencari sosok Kakashi yang entah dimana, sepertinya ia tidak bisa meloloskan diri dari teman-teman ANBU nya dulu, setidaknya itu terakhir kali Sakura melihat pria berambut silver itu.
Sakura menggerutu dalam hati, apa yang Tsunade rencanakan?
"Mencariku?" Bisik Kakashi.
Sakura tersentak. Ia cukup lega karena pria yang dicarinya daritadi akhirnya datang menemuinya.
"Tenang saja, Tsunade-sama sepertinya menyediakan hadiah pernikahan untuk kita," Kakashi menenangkan Sakura yang sedikit gelisah tadi.
"Ya, semoga begitu, sensei," ujar Ino. Raut mukanya terlihat jengkel saat ini, ia terlalu lama menunggu Tsunade untuk melanjutkan hitungannya yang sangat lama.
"2...,"
Lagi-lagi Tsunade memberi jeda. Ia terlihat senang melihat raut wajah para tamu di hadapannya. Ia tidak bermaksud membuat suasana setegang ini, tapi mau bagaimana lagi, ini kejutan untuk pengantin.
"3...,"
DUAARRR
Bersamaan dengan hitungan terakhir Tsunade, terdengar bunyi ledakan kecil hingga mengeluarkan sebuah potongan-potongan kertas warna warni dari langit.
Tsunade tertawa keras di atas panggung melihat para tamunya memekik tak karuan.
Oh ayolah ledakan sekecil itu tidak akan membuat Konoha hancur.Terdengar suara tepuk tangan dari para Kage di meja special itu. Kakashi dan Sakura melirik mereka bingung.
"Marilah kita sambut Rokudaime Hokage, HATAKE KAKASHI!" Suara Tsunade menggelegar, disambut dengan suara ledakan kecil lagi dan tirai dibelakang Tsunade jatuh memperlihatkan kalimat ucapan kepada Hokage Keenam Konoha, Hatake Kakashi.
Entah sejak kapan para Kage sudah berdiri di hadapan Kakashi dan mempersilahkan pria berambut silver itu untuk naik ke panggung dan memberikan pidato kecil.
Kakashi tersenyum canggung, jadi ini yang Tsunade-sama maksud di kantornya beberapa hari yang lalu? Baiklah aku memang terkejut.
Kakashi berjalan terpaksa karena dorongan dari Kage-Kage di belakangnya untuk segera naik ke atas panggung.
"Selamat Hatake Kakashi atas jabatan yang akan kau pikul," Tsunade tertawa mengejek pada Kakashi yang menatapnya datar.
.
.Hari yang panjang telah dilalui oleh Kakashi. Ia tidak tau harus senang atau kesal di hari yang sama. Senang karena ia dan Sakura sudah resmi menjadi pasangan suami istri, atau harus kesal karena harus menggantikan posisi Tsunade sebagai Hokage.
Seharusnya saat ini ia sudah bersenang-senang dengan Sakura. Tapi karena ia harus menghadiri rapat sebagai Hokage selanjutnya, mengharuskan dirinya ke ruang rapat setelah acara pernikahan mereka.
Kakashi membuka pintu apartemen dan menemuka Sakura tidur dalam duduk, menunggu kepulangan Suaminya dengan setia.
Kakashi tersenyum kecil, tubuhnya memang lelah, tapi setelah melihat wajah damai istrinya, lelah itu hilang seketika. Dengan sigap Kakashi mengangkat Sakura dalam gendongannya dan memindahkan tubuh mungil itu ke kemar.
Sakura mengerjap-ngerjap saat tangan kekar mengangkat tubuhnya. Senyumnya mengembang saat melihat orang itu adalah Kakashi.
"Baru pulang?" Tanya Sakura dengan lembut. Ia tau, Kakashi pasti sangat lelah setelah menghadiri rapat. Dan ia tidak mau membuat beban pikiran Kakashi bertambah jika ia memarahi prianya.
Kakashi menurunkan tubuh Sakura dengan pelan di atas ranjang.
"Ya, maaf membuatmu menunggu," Kakashi duduk di pinggir ranjang samping Sakura. Menunduk, tak ingin melihat iris teduh itu lebih lama atau ia akan merasa bersalah.
Sakura menegakkan punggungnya lalu memeluk Kakashi dari belakang. Sakura menggeleng kecil, Kakashi merasakan gelengan itu di punggungnya.
"Aku tau kau sedang lelah saat ini, ayo tidur," Sakura menarik Kakashi hingga tubuh pria itu jatuh di sampingnya.
Kakashi tersenyum kecil lalu melepas masker yang selalu setia menutupi wajah tampannya dan menaruhnya di atas nakas terdekat.
Sakura membenamkan wajahnya di dada bidang Kakashi yang hangat. Memeluknya sangat erat. Kakashi tersenyum kecil melihat koala merah mudanya memeluknya manja.
"Tidak ingin merasakan malam pertama setelah menikah?"
Sakura memekik saat tangan kekar itu menelusup masuk ke dalam kimono merah muda yang dipakainya.
"Kau tidak lelah setelah seharian ini?" Sakura menggigit bibirnya. Ia malu. Ia memang pernah melakukannya bersama Kakashi sebelum menikah, tapi suasana malam ini terasa berbeda. Beginikah perbedaan malam pertama dan malam lainnya?
.
.
.T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY
Fiksi Penggemar[PRIVATE ACAK] Apa salahnya kalau mantan sensei dan mantan murid terlibat dalam suatu hubungan? Mereka rasa tidak ada yang salah. Kalaupun ada yang harus disalahkan, itu adalah takdir. Mereka bahkan tidak tahu bahwa takdir lah yang secara kebetula...