"Kakashi! Sakura!" Suara bantingan pintu membuat dua sejoli yang masih tertidur pulas di atas ranjang tanpa sehelai kain apapun dengan spontan menarik tubuh mereka untuk duduk.
"Ada apa ini?" Sakura tidak dapat menyembunyikan raut terkejut di wajahnya. Ia melirik Kakashi yang sama terkejutnya. Eh? Kakashi telanjang dada? Sakura kembali memutar ingatannya tentang semalam dan langsung menarik selimut putih itu menutupi tubuh bagian atasnya. Wajahnya terasa panas.
"Tsunade-sama, sepertinya kau memasuki ruangan privasi kami?" Suara Kakashi membuyarkan lamunan Sakura. Ia lupa kalau ada penyusup di kamar mereka.
Tsunade melipat tangannya di depan dada. Berdiri angkuh di depan pengantin baru yang masih telanjang setelah malam pertama mereka.
"Hahahaha, kupikir kalian tidak akan melakukan itu. Baiklah, lanjutkan tidur kalian, sepertinya kalian telah melakukan malam yang panjang," kekeh Tsunade lalu beranjak pergi dan meninggalkan kedua pengantin baru itu.
"Shisou!" Pekik Sakura menahan malu. Yang benar saja Hokage kelima harus repot-repot mengecek mereka sudah melakukan malam pertama atau belum.
"Ah, tidurku jadi terganggu," Kakashi melirik Sakura di sampingnya. Perlahan Kakashi mendekati Sakura dan memeluk wanitanya, mencium setiap jengkal leher jenjang Sakura.
Desahan kecil lolos keluar dari bibir wanita itu. Darah Kakashi berdesir hebat dibuatnya. Ia sudah tidak tahan.
"Kau tidak lelah setelah semalam?" Sakura mencoba berbicara disela-sela Kakashi menjamah tubuhnya.
"Salahkan Tsunade-sama yang membangunkan kita dalam kondisi seperti ini," bisik Kakashi yang membuat kulit Sakura seperti tersengat aliran listrik. Wajahnya menegang. Kenapa suara Kakashi terdengar.. errr menggoda.
.
.Sakura bangun dari tidurnya, ia berjalan gontai ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari cairan lengket tak berwarna itu.
Sakura mendesah pelan. Kakashi terlalu banyak meninggalkan tanda di tubuhnya, itu terlihat buruk.
Setelah keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, ia menemukan Kakashi sedang duduk di pinggir ranjang dengan selimut yang tak lepas dari tubuhnya. Sakura tersenyum kecut melihat penampilan Kakashi yang berantakan tapi tetap menawan.
"Mandilah lalu kita makan siang," Sakura berdiri tepat di depan Kakashi yang mendongak hanya untuk menatap iris emerald yang indah itu.
Sakura memberi kecupan singkat di bibir Kakashi lalu mendorong pria itu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah ia memastikan suara air yang mengalir dari dalam kamar mandi, ia bergerak cepat membersihkan tempat tidur yang seperti kapal pecah. Benar-benar sangat berantakan. Satu per satu baju ia ambil dan ditaruhnya ke dalam keranjang untuk dicuci nanti.
PRANGG
Telinganya mendengar sesuatu yang pecah dari luar kamar. Siapa? Apa ada musuh di apartemen Kakashi? Oh yang benar saja, mereka baru menikah dan ada musuh? Atau jangan-jangan…
Sakura keluar dari kamar dengan langkah mengendap-endap. Menuju ke dapur setelah memeriksa ruang tamu kosong, tak ada orang disana. Samar-samar Sakura menangkap suara bising dari arah dapur. Seperti dua orang yang sedang berdebat.
Tunggu, dua orang? Sakura mengedipkan mata berulang kali. Bertanya-tanya apa yang dua orang lakukan di dapurnya? Mencuri bahan makanan?
"Lihat apa yang babimu lakukan! Dia akan membangunkan mereka!" Desis Tsunade menahan agar suaranya tidak keras sampai membangunkan pemilik apartemen.
"Gomen.. Tsunade-sama, saya akan lebih hati-hati lagi," mohon Shizune sembari membungkukkan tubuhnya meminta kembali Tonton, babi kesayangannya dari tangan Tsunade.
"Kalau babimu membuat keributan ini lagi, aku tidak segan-segan untuk memakannya, mengerti?"
"Jangan Tsunade-sama, gomen.."
Tsunade memberikan kembali Tonton pada Shizune yang wajahnya sangat pucat saat Tsunade mengatakan jika ingin memakan Tonton.
Sakura merapatkan tubuhnya ke tembok pembatas antara dinding dapur dan ruang lainnya. Ia menoleh sedikit, tapi surai merah mudanya yang sangat mencolok membuat Tsunade menoleh ke arah Sakura yang sedang mengintip.
"Sakura? Apa kami membangunkanmu?" Tanya Tsunade sukses membuat Sakura terlonjak kaget dari persembunyiannya. Karena sudah ketahuan dan sepertinya sangat sia-sia jika ia balik belakang dan meninggalkan area itu, Sakura memutuskan menampakkan seluruh tubuhnya ke dua orang yang memporak-porandakkan dapurnya.
"Shisou? Ahh.. tidak, aku sudah bangun daritadi tapi baru keluar kamar,"
"Bagaimana malam pertama kalian? Apa sangat menyenangkan?" Tanya Shizune menggoda Sakura yang wajahnya sudah semerah tomat.
"Tentu saja, kalau kau penasaran, cepatlah menikah, Shizune!" Alih-alih Sakura yang menjawab, Tsunade langsung menjawab tanpa permisi. Ia tau kalau menanyakan suatu hal privasi sangat tidak sopan. Tapi, tanpa permisi tadi ia melakukan hal yang tidak sopan. Terserahlah, dia kan Hokage.
"Ja-jadi kenapa pagi-pagi begini kalian ada di sini dan bagaimana kalian masuk?" Tanya Sakura sembari melangkahkan kakinya mendekati meja makan yang sudah ditata rapi dengan banyak macam makanan di atasnya.
"Soal pintumu, nanti aku akan menyuruh seseorang memperbaikinya," lirih Shizune menghela napas pelan mengingat Tsunade langsung mendobrak pintu apartemen begitu saja.
Sakura mendesah pelan. Beginilah sikap gurunya jika tidak sabaran, semua yang dilakukannya pasti akan membuat orang-orang tercengang.
"Tolong jelaskan kenapa pintu apartemen kita bisa hancur seperti itu, Saku—"
"Ohayou, Kakashi," sapa Tsunade tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Kakashi mematung di tempatnya ketika melihat orang lain yang tak lain pelaku dari perusak pintunya pasti.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Kakashi bingung.
Tak ada yang menjawabnya. Tiga pasang mata menatapnya dengan berbagai ekspresi. Kakashi melihat penampilannya, mungkin ada yang salah pada penampilannya hingga membuat mereka bergeming.
Celana trining, baju kaos biasa, dan wajah yang tidak ditutupi oleh masker.
Oh, aku tidak memakai masker, pantas saja.
"Kenapa kalian diam?" Suara Kakashi membuyarkan lamunan Tsunade dan Shizune yang menatapnya dalam. Seperti melihat pangeran dari negeri antah berantah.
"Ternyata kau memiliki wajah yang rupawan, seharusnya kau tidak perlu memakai masker sialan itu," celoteh Tsunade yang mengambil kursi di depan Sakura.
Kakashi berjalan menghampiri kumpulan wanita di depannya. Menarik kursi di samping Sakura tanpa memutuskan kontak mata dari wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya.
.
.
.T B C
Hari ini saya udah update 2 chapter. Kalau pada nanya chapter yang satunya lagi mana, nah chap yang satunya lagi itu chap 24(private).
Mana kok chap 24 ga ada di list? Kalau mau baca bisa follow saya dulu, kalau udah baca bisa di unfoll lagi hehe~
And, saya ga maksa kalian buat follow saya kok soalnya saya private chapnya karena kata Kakasaku yang mereka undang ke pernikahan mereka itu cuma yang bisa baca chap 24 wkwk /gadeng/Karena hari ini saya update 2 chap, satu minggu ke depan saya tidak akan update. Ntar updatenya tgl 12 soalnya minggu ini saya sibuk.
Sok sibuk amat lu, emang sibuk apa? Paling juga sibuk tamatin anime seharian di kamar ama laptop hahaha /NOPE/
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY
Fanfiction[PRIVATE ACAK] Apa salahnya kalau mantan sensei dan mantan murid terlibat dalam suatu hubungan? Mereka rasa tidak ada yang salah. Kalaupun ada yang harus disalahkan, itu adalah takdir. Mereka bahkan tidak tahu bahwa takdir lah yang secara kebetula...