4

5.3K 264 0
                                    

Ps. Farel yang di mulmed

"Lo gapapa?"

"Gapapa kak, makasih udah nolongin letta." Ucap letta sambil menata seragamnya yang agak berantakan karena ulah siska cs.

"Jaman sekarang masih ada ya bully-bullyan gitu. Gue gak habis fikir, emang lo ada salah apa sama mereka?" Tanya gino yang memerhatikan wajah pucat letta. Ia membawa letta ke taman belakang sekolah, karena tempat ini merupakan tempat yang jarang di kunjungi para siswa.

"Letta gak tau kak, kata mereka letta gak boleh deket-deket sama kak farel. Emang salah kalau letta suka sama kak farel." Ucap letta.

Gino hanya menghela nafas.

"Yaelah, cuma gara-gara cowok sampe segitunya. Kalau mereka masih nge bully lo, lo bilang ke gue. Biar gue yang marahin mereka." Ucap gino mengelus kepala letta.

Letta mendongakan kepalanya, ia tercengang menatap tangan gino yang mengelus kepalanya itu. Gino sangat perhatian kepadanya berbeda dengan farel, tetapi kenapa rasanya sangat sulit untuk mengubah perasaan yang sudah ia pendam selama 2 tahun ini.

"Andai kak farel kayak kakak. Pasti aku bahagia banget." Tanpa sadar letta berucap seperti itu.

Gino tersenyum miris, "ya kamu usaha terus, biar dia luluh sama kamu."

Letta mendelikkan matanya 'aku-kamu'.

"Aku usaha terus kok kak. Tadi aja aku buatin nasi goreng buat kak farel. Udah di makan belom ya kak? Kakak lihat gak tadi?" Tanya letta penasaran.

"Ohh nasi gorengnya tadi, udah kok. Katanya enak." Gino terpaksa berbohong, agar manusia kecil di depannya agak sedikit terhibur.

Letta membelalakan matanya," serius kak? Gak bohong? Bener kak farel bilang enak?" Letta tersenyum senang sehingga bibir nya terus terbuka.

"Iya kakak ga bohong, beneran deh. Udah bel nih, sana masuk nanti kamu di marahin sama guru kamu." Ucap gino beranjak dan tangannya terulur kepada letta.

Letta menatap tangan gino bingung, letta akhirnya mengerti dan menjabat tangan besar gino, "Sama-sama kak. Hehe" cengir letta.

Gino langsung menarik tangannya, niat igin mengajak letta bergandengan malah di kira ingin berjabat tangan. Dasar anak kecil, gino langsung meninggalkan letta sendiri.

"Makasih kak udah nolongin letta." Teriak letta saat badan gino berbelok.

Gino tersenyum kecil dan memegang dadanya, jantungnya berdetak kencang.

*****

"Habis dari mana lo?" Tanya dimas.

"Gedung smp." Ucap gino

"Lah, lo ngapain kesana? Cari cewek? Lo pedofil banget deh. Hiih ogah gue deket-deket sama lo." Ucap dimas.

"Ya kaga lah, lo tuh pedofil anak tk aja di sukain. Gue habis mencari pahala disana." Gino menaik turunkan alisnya dan tersenyum misterius.

Dimas melirik gino, "apaan weh, penasaran gue."

"Gausah kepo lu." Gino menempeleng kepala dimas.

"Farel, revan kemana?" Tanya gino sambil menengok loker farel. Benar disana masih terdapat bekal nasi goreng yang masih utuh.

"Toilet." Ucap dimas sambil memainkan hpnya.

Farel dan revan mulai kelihatan dari arah kantin dan memasuki kelas.

"Itu nasi goreng kaga dimakan?" Tanya gino.

I Hate You but I Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang