18

4.4K 239 16
                                    

"aw.." rintih Farel merasa kepala di pukul dari belakang.

lalu Letta berjalan ke depannya.

"Kak Farel bohong ya sama Letta."

"Bohong apa sih? minggir gue sibuk." Lalu Farel melangkahkan kakinya tetapi di cegah oleh Letta.

"eh tunggu, sekarang kak Farel ikut Letta kelapangan." 

Arletta menarik tangan Farel. Tapi langsung di tepis oleh Farel kasar. Baru kali ini, Farel membentaknya.

"GUE SIBUK, APA LO GAK DENGER UCAPAN GUE TADI." bentak Farel. Letta mengerjapkan matanya dan mengginggit bibir dalamnya. Matanya berkaca-kaca.

"Maaf." satu kata yang terucap dari bibir Letta. Lalu letta berbalik badan dan meninggalkan Farel sendiri.

Farel yang melihat itu langsung merasa bersalah. Tetapi sungguh, ia sedang sibuk saat ini untuk mengurusi camping yang akan di adakan hari Sabtu besok. Farel lalu mengusap wajah nya kasar dan pergi berlalu. 

Dibalik tembok ada yang melihat kejadian itu.

"Bahkan lo gak harus bentak dia, Rel." ucap seseorang itu lalu pergi meninggalkan tempat yang untuk mengintip.

di lapangan.

Riuh tawa terdengar sangat keras di telinga.  Lihat lah betapa malunya Letta sekarang, berdandan seperti badut dengan wajah penuh coretan-coretan yang di buat oleh calon kakak kelasnya itu. Ia menari mengikuti gerakan ayam.

Entah ini kesialan di hari ini atau apa. Hanya Letta yang terkena hukuman, Letta hampir tak percaya, mana mungkin semua orang di sini menemukan pasangannya. Letta tak habis berfikir karena hal itu. 

Di barisan paling pertama ada Anna yang memperhatikannya, ia merasa kasihan kepada Letta. Seharusnya tadi ia tidak membawa Zidan ke lapangan, bodoh sekali Anna meninggalkan sahabat yang di sayanginya itu. Ia menatap Letta, memberikan semangat untuknya. Letta menganggukan tanda mengerti. Letta ingin cepat mengakhiri ini semua, Lihatlah betapa lepasnya mereka tertawa. Seakan Letta ini badut hiburan di Ancol.

"Cukup." perintah Doni, di sela tawanya. Letta lalu memberhentikan gerakannya. Ia menggeram, banyak sekali yang meneriaki nya untuk mengulangi gerakannya itu. Ia meremas seragamnya, air di pelupuk mata Letta seakan ingin keluar. Ia berlari keluar lapangan.

"Letta." teriak Anna mengejar Letta.

Letta berlari ke arah Taman. Ia terduduk di bangku taman itu.

"Letta." panggil seseorang. Letta berbalik.

"Kak Gino." Ucap letta di sela tangisnya, ia menghapus air matanya. Lalu, Gino mengambil duduk di sebelah Letta.

"Kenapa kok nangis?" tanya Gino sambil menghapus bekas air mata di pipi Letta. Letta mengerucutkan bibirnya.

"Letta malu. Letta di ketawain." adu Letta kepada Gino. Hal itu membuat Gino tersenyum lalu mengelus kepala Letta.

"Malu kenapa? kamu kan pake baju. Siapa yang berani ngetawain kamu, sini biar aku kepret." hibur Gino. 

"Ihh, Letta serius kak Gino." Letta lalu membalikkan badannya pura-pura ngambek. Gino terkekeh.

"Di mata aku, kamu itu tetep cantik. Meskipun muka kamu kaya ondel-ondel gini. Cantik kok." ucap Gino tulus.

"bener?" tanya Letta yang masih memunggungi Gino.

"Iya, makannya sini dong balik badan. Mau peluk nggak?"

Letta tersenyum dan membalikan badan, lalu seketika memeluk erat Gino.

"Gausah, dengerin omongan orang. Mereka itu gak tau siapa kamu sebenernya. Ngerti?" ucap Gino yang membalas pelukan Letta. Letta hanya menanggukan kepalanya tanda mengerti.

I Hate You but I Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang